Dapil Soloraya Berubah, Boyolali Gabung Magelang
Kamis, 30 November 2017 23:35 WIB Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos Solo Share : PILGUB JATENG 2018
Dapil Soloraya Berubah, Boyolali Gabung Magelang Ada sejumlah peru…

Dapil Soloraya Berubah, Boyolali Gabung Magelang
Ada sejumlah perubahan dalam penyelenggaraan Pilgub Jateng 2018 dan Pemilu Legislatif 2019.
Solopos.com, SOLO â" Sejumlah isu krusial mengemuka menghadapi tahun politik dengan digelarnya Pemilu Gubernur (Pilgub) Jateng 2018 dan Pemilu Legislatif 2019. Salah satunya mengenai penataan daerah pemilihan (dapil).
Hal inilah yang dibahas dalam knowledge sharing dengan tema Outlook Tahun Politik 2018, Penataan Daerah Pemil ihan Pemilu 2019 Perspektif Multi Pihak yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo di Hotel Aston, Kamis (30/11/2017).
Ketua KPU Solo, Agus Sulistyo, mengatakan salah satu isu seksi tahun politik 2018 adalah terkait perubahan daerah pemilihan pada Pemilu Legislatif 2019 Provinsi Jawa Tengah yang diamanatkan dalam UU No. 7/2017 tentang Pemilu. (Baca: KPU Semarang Kalkulasi Jumlah Pemilih Pemula Pilgub Jateng 2018 Lebihi 20.000 Jiwa)
âKabupaten Boyolali yang semula menjadi satu dengan Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, dan Klaten akan bergabung dengan Kota Magelang dan Kabupaten Magelang pada Pilgub 2018. Akan tetapi, pada Pemilu Legislatif DPR RI Dapil Jateng V tetap. Begitu pula dengan Pemilu Legislatif tingkat kabupaten/kota,â paparnya.
Menurutnya, perubahan dapil khususnya Pilgub 2018 ini karena ada tambahan 20 kursi legislatif di tingkat provinsi. Dalam hal ini yang semula 100 kursi, bertambah menjadi 120 kursi. Kondisi ini pun bakal merubah peta politik khususnya di Soloraya.
Maka dari itu, knowledge sharing ini dimaksudkan mengumpulkan informasi sekaligus mempertajam analisis visual penataan dapil. âDi samping itu, isu pemekaran wilayah juga menjadi sorotan. Bagaimana pun ini berpengaruh terhadap jumlah panitia pemungutan suara [PPS]. Sebagai contoh di Kelurahan Kadipiro jumlah pemilih sebanyak 38.000 dengan 128 tempat pemilihan. Sedangkan Laweyan yang relatif lebih sedikit, tempatnya juga,â imbuhnya.
Ahli Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Isharyanto, menjelaskan ada sejumlah isu krusial jelang tahun politik 2018, antara lain keadilan atas jaminan keterwakilan penduduk terhadap wakilnya, jaminan peluang yang sama bagi setiap partai untuk mendapatkan kursi, serta kesesuaian dapil dengan struktur partai. (Baca: Kasus Korupsi E-KTP Bisa Ganjal Ganjar di Pilgub Jateng 2018)
âHingga saat ini proposal perubahan alokasi kursi dan pembentukan peta dapil dari beberapa partai politik meliputi penurunan besaran alokasi kursi setiap dapil antara 3-6, 3-8, dan 3-10 kursi,â paparnya.
Menurutnya, dalam 15 tahun terakhir telah terjadi perubahan jumlah dan sebaran penduduk sehingga alokasi kursi dan dapil perlu disesuaikan dengan data jumlah penduduk terbaru. Perubahan inilah menjadi salah satu faktor penyebab mengapa alokasi kursi dan dapil anggota DPR serta DPRD perlu ditata ulang.
Selain itu, dari sisi politik, penetapan dapil sangat mengandalkan data kependudukan tanpa memerhatikan kondisi geografis politik daerah seperti disyaratkan untuk pembentukan daerah pemekaran. Namun demikian, minimnya ketersediaan data ini membuat alasan penetapan dapil sangat dangkal sehingga bisa memicu pertikaian antardaerah.
Sementara itu Sosiolog UNS Solo, Ahmad Romdhon, menambahkan dinamika penduduk di Solo semakin meningkat di tengah batasan akan luas wilayah. Maka dari itu, Pilgub 2018 menjadi uji coba terbesar yang kemudian dilanjutkan dengan Pemilu Legislatif 2019.
âProses demokrasi ke depan harus lebih sehat dengan berbagai peristiwa yang sudah kita hadapi,â jelasnya.
LOWONGAN PEKERJAANDICARI TEKNISI TV KABEL, informasi selengkapnya KLIK DISINI
You might also like

Siap-Siap untuk Pemilu 2019, Ini jumlah Dapil dan Kursi yang Bakal Diperebutkan di Kulonprogo

PILGUB JATENG 2018
Kesaksian Nazaruddin dalam Sidang Kasus E-KTP Bikin F.X. Hadi Rudyatmo Khawatir

BENCANA SRAGEN
20 Kecamatan Rawan Diterpa Angin Kencang, Begini Pesan Bupati Yuni

PILKADA JATENG 2018
Ini Hasil Survei PDIP soal Keterlibatan Ganjar Pranowo dalam Kasus Korupsi E-KTP
Solopos TV












SEPEDA MOTOR TERBARU : AHM Rilis Tampilan Baru Vario ESP
AHM Gelar Vario Day Roadshow di 60 Lokasi di Indonesia
Honda Rilis Motor On-of Sport All New Honda CRF150L
MOTOR HONDA : Astra Motor Jateng Bagi-Bagi Beasiswa
Begini Tampilan Baru New Honda Beat Pop Esp
Inilah Pemenang Honda Modification Contest 2017
MOTOR TERBARU : AHM Rilis Tampilan Baru New Honda Revo X
Lebih Dari 13.000 Bikers Siap Ramaikan Honda Bikers Day Nasional 2017
New CB150R StreetFire Laris Manis, Ini Data Penjualan Honda Bulan Agustus
Jumlah Penjualan New Honda CB150R StreetFire Naik 93,1%


Solopos TV

Kisah Unik

Hiii, Ratusan Kecoak Diselundupkan ke Pesawat Demi Alasan Medis
30-11-2017 Peristiwa
Viral! Siswa Izin Tak Sekolah Gara-Gara Nonton Konser Nella Kharisma
30-11-2017 Peristiwa
Bebek Juga Perlu Diselamatkan dari Banjir
29-11-2017 Kulon ProgoKolom
GAGASAN
Sentilan Realitas di Bak Truk
Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Rabu (22/11/2017). Esai ini karya Shela Kusumaningtyas, penulis dan alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang. Alamat e-mail penulis adalah kusuma.cel@gmail.com. Solopos.com, SOLOâ"Masyarakat di sepanjang jalur pantai utara Jawa umumnya terbiasa menyaksikan laluâ¦
Tidak ada komentar