Kopi Mandailing, cita rasa khas yang mendunia - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Kopi Mandailing, cita rasa khas yang mendunia

Kopi Mandailing, cita rasa khas yang mendunia

UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP, IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL�������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������…

Kopi Mandailing, cita rasa khas yang mendunia

UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP, IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL
Biji kopi yang mulai matang tampak di sebuah perkebunan kopi di Medan, Sumatera Utara.
Biji kopi yang mulai matang tampak di sebuah perkebunan kopi di Medan, Sumatera Utara.
© littlewormy /Shutterstock

Tak perlu diragukan lagi bahwa kopi Mandailing sudah mendunia akan kelezatannya. Tak heran pula jika salah satu hidangan pada puncak resepsi pernikahan Kahiyang-Bobby di Medan, Sumatera Utara, yang diselenggarakan Minggu (26/11/17) menghadirkan kopi Mandailing.

Apa yang membuat kopi ini istimewa dan sedemikian p opuler hingga mancanegara?

Lokasi penanaman kopi hingga proses pembuatannya merupakan kunci untuk menghasilkan cita rasa khas yang digemari pencinta kopi dunia. Hal ini pun tak terlepas dari sejarah penyebarannya.

Kopi Mandailing atau yang di luar negeri juga dikenal dengan sebutan kopi mandheling adalah kopi jenis arabika. Kopi ini pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada tahun 1833. Ia pernah dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia, serta memiliki harga tertinggi di pasar internasional.

Lokasi perkebunan kopi yang sejuk karena berdekatan dengan pegunungan Bukit Barisan memberi keuntungan tersendiri. Meski ditanam di daerah yang tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 900-1.400 meter di atas permukaan laut, kekayaan tanah vulkanik dan iklim tropis membuat varietas kopi ini unggul.

Mandailing diambil dari nama etnis di Sumatera, bukan wilayah. Menurut sebuah cerita yang dijelaskan Martinezfinecoffees.com, dulunya ada kesalahpahaman antara tentara Jepang de ngan penjual kopi setempat. Tentara bertanya dari mana asal kopi yang ia nikmati, si penjual mengira ia ditanya dari mana asalnya, dan menjawab "Mandhailing."

Kala itu kopi diproduksi hanya untuk konsumsi lokal. Selepas perang dan kembali ke Jepang, tentara itu mencari lagi kopi Mandailing lewat pedagang Sumatera. Sejak itulah, kopi Mandailing menjadi semacam merek dagang.

Agar tak salah kira, kopi ini memang pertama kali ditanam di kawasan Mandailing Natal (Madina), dekat perbatasan Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Tepatnya di wilayah Pekantan.

Kopi Mandailing juga telah lama dilestarikan dan dominan ditanam di desa Simpang Banyak, kecamatan Ulu Pungkut, Madina. Begitu pula, kopi Mandailing yang ditanam di wilayah Pagur, Panyabungan Timur, Madina, berhasil tembus pasar nasional.

Namun, bukan berarti kopi tersebut hanya dihasilkan di daerah yang ditempati etnis Mandailing saja. Beberapa pedalaman Sumatera seperti Tapanuli dan Pakpak juga turut m enghasilkan kopi Mandailing berkualitas.

Bahkan, kebanyakan kopi berlabel Mandailing justru berasal dari Tanah Karo, seperti dijelaskan narablog Yulin Masdakaty.

Senada dengan Yulin, Coffee Chief dari Anomali Coffee, Irfan Helmi, mengatakan pada detikFood dan Kompas.com, banyak kopi dari daerah Sumatera yang ikut menamakan produk kopi menggunakan nama Mandailing dan sebetulnya kopi Mandailing sangat beragam.

"Pada dasarnya kopi-kopi di Sumatera itu adalah semi-wash atau dikenal dengan giling basah," ujarnya.

Biji kopi Mandailing yang belum dipanggang.
Biji kopi Mandailing yang belum dipanggang.
© picturepartners /Shutterstock

Semi-wash, kata Irfan, merupakan budaya pascapanen yang sangat konsisten dilakukan turun-temur un oleh masyarakat Mandailing.

"Jadi kalau di luar negeri dikuliti, difermentasi, dikeringkan secara penuh, lalu dikupas. Kalau kopi Mandailing dikuliti, difermentasi, dikeringkan tidak secara penuh, dikupas, dan dikeringkan lagi. Cuma beda sedikit proses saja, mengubah rasanya," sambungnya.

Alhasil, kopi Mandailing punya karakter lewat cita rasa khas yang digemari pencinta kopi dunia, yaitu tingkat keasaman yang rendah (low acid) dan tingkat kekentalan yang tinggi (high body).

Secara menyeluruh, begitu disesap rasanya lembut, kaya, dan kompleks. Meninggalkan sensasi nikmat di mulut, dengan aroma herbal alami campuran bunga dan buah.

"Semi-wash inilah yang ingin dicontoh oleh kopi dari daerah Amerika Latin. Karena kalau mereka bisa pasti kopinya jadi campuran espresso yang enak seperti Mandailing yang banyak di-blend sebagai base untuk espresso," terang Irfan.

Hingga kini, kopi Mandailing merupakan salah satu dari 11 kopi Indo nesia yang telah mendunia dan mendapat pengakuan mancanegara. Hasil kopi Mandailing kualitas terbaik diminati banyak pembeli internasional dan menjadi produk ekspor berharga tinggi, seperti halnya di Eropa dan Amerika, juga Tiongkok.

"(Di Tiongkok) tahunya kopi Indonesia ya kopi Mandailing," kata Ketua Dewan Pembina Specialty Coffee Association of Indonesia, Delima Hasri Azahari.

Bahkan, kopi Mandailing saat ini banyak digunakan di Selandia Baru sebagai pencampur karena aromanya yang terkenal harum.

Anda yang berminat mencicip kenikmatan kopi Mandailing sambil menjajal keindahan Danau Toba, bisa menyambangi Coffee Festival Toba 2017 di Sipinsur Park, Danau Toba, pada 2-3 Desember 2017.

Liputan6.com mengabarkan, di acara itu akan tersaji ragam kopi Sumatera seperti kopi Lintong, kopi Sidikalang, kopi Tarutung, kopi Silimakuta, kopi Dolog Sanggul, kopi Karo, hingga kopi Samosir. Pun diadakan berbagai kegiatan edukatif, seperti workshop "Racik K opi & Field Trip", seminar, kompetisi, dan pertunjukan musik.

Sumber: Google News | Warta 24 Mandiling Natal

Tidak ada komentar