Penderita Paranoid di Purwakarta Jadi Korban Informasi Hoax di ...
Penderita Paranoid di Purwakarta Jadi Korban Informasi Hoax di Media Sosial Viralnya foto pria yang dikabarkan suka membius dan mencabuli perempuan di angkot mem…
Penderita Paranoid di Purwakarta Jadi Korban Informasi Hoax di Media Sosial
Viralnya foto pria yang dikabarkan suka membius dan mencabuli perempuan di angkot membuat korban âpanik dan ketakutan.

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA - Polres Purwakarta memastikan satu kabar di media sosial yang sedang ramai diperbincangan merupakan hoax.
Kabar tersebut menyangkut seorang pria tua membawa suling untuk mengamen di angkutan kota yang diduga melakukan pelecehan pada siswa dan disebar sebagai spesialis pencabulan yang sering membius korbannya.
Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Purwakarta telah mendatangi korban asal Kecamatan Wanayasa yang diduga sebagai korban pencabulan.
Selain dikabarkan melakukan pencabulan, pria itu juga disebut-sebut kerap membius âkorbannya dengan cairan tertentu.
Foto di media sosial menyebarkan gambar seorang perempuan dibopong karena pingsan.
"Foto-foto itu saat ini viral di medsos ternyata berita itu hoax. Yang sebenarnya terjadi adalah korban tersebut mempunya riwayat paranoid berlebihan," ujar Kapolres Purwakarta, AKBP Dedy Tabrani melalui pesan elektroniknya yang diterima Tribun Jabar, Kamis (30/11/2017).
Menurutnya, viralnya foto pria itu yang dikabarkan suka membius dan mencabuli perempuan di angkot membuat korban âpanik dan ketakuta n.
"Saat itu korban dimintai uang dengan cara paksa karena korban sudah mengetahui berita pria tersebut di media sosial sehingga korbna mengalami ketakutan yang berlebihan hingga pingsan," ujar Dedy Tabrani.
Ia meminta warga untuk tidak menyebarkan informasi-informasi menyesatkan di media sosial karena akan berdampak buruk bagi stabilitas keamanan.
"Bermedsos lah yang bijak karena bermedsos yang bijak lebih menyenangkan. Bermedsos yang bijak itu tidak gampang menyebarkan informasi-informasi yang belum dipastikan kebenarannya," ujar Dedy Tabrani.
Tidak ada komentar