Pertama di Dunia, Warga Manfaatkan Gas Rawa - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Pertama di Dunia, Warga Manfaatkan Gas Rawa

Pertama di Dunia, Warga Manfaatkan Gas Rawa

Pertama di Dunia, Warga Manfaatkan Gas Rawa in Ekonomi Bisnis November 29, 2017 664 Views (Berita Daerah-Grobongan)Sebanyak 22 KK w…

Pertama di Dunia, Warga Manfaatkan Gas Rawa

Pertama di Dunia, Warga Manfaatkan Gas Rawa

in Ekonomi Bisnis November 29, 2017 664 Views

(Berita Daerah-Grobongan)Sebanyak 22 KK warga di Desa Rajek Kecamatan Gondong Kabupaten Grobogan sudah sejak dua bulan lalu tidak lagi menggunakan gas elpiji untuk keperluan memasak. Mereka mengganti gas elpiji dengan gas rawa yang sudah ditemukan puluhan tahun lalu.

Imanah salah satu warga yang pengguna gas rawa mengaku selama puluhan tahun warga tidak memanfaatkan gas tersebut karena takut dengan resiko gas yang mudah terbakar. Namun setelah ada bantuan dari Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, gas rawa tersebut mulai disalurkan ke rumah-rumah warga.

“Sudah dua bulan tidak pakai gas elpiji. Lumayan bisa ngirit, kalau dul u beli gas elpiji tiga kilogram Rp 20 ribu sekarang tidak lagi bayar,” katanya kepada Ganjar saat meninjau penggunaan gas rawa oleh warga, Rabu (29/11).

Dia menambahkan kualitas gas rawa juga tidak jauh berbeda dengan gas elpiji. Warna api saat digunakan tetap biru, sehingga kualitas pembakarannya juga tidak kalah baiknya.

“Kalau dipakai memasak, matangnya juga sama cepat,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar mengatakan pemanfaatan gas rawa ini merupakan kali pertama, tidak hanya di Indonesia tapi bahkan di dunia. Pemanfaatan gas tersebut merupakan bukti kedaulatan energi di Jawa Tengah, khususnya di Desa Rajek yang sudah memanfaatkan gas tersebut. Meski saat ini baru dimanfaatkan oleh 22 KK, namun setelah dilakukan pengembangan dan dikelola dengan baik, setidaknya 100 KK akan dapat tersuplai oleh gas tersebut.

“Gas rawa ini kemungkinan teknologi ini baru pertama, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia. Potensinya sangat bagus, bisa sampai 100 tahun,” katanya.

Dia juga sudah memerintahkan Dinas ESDM terus melakukan pengkajian dan pengembangan terhadap gas rawa tersebut. Jika memungkinkan dan gas tersebut bisa saja dikompres ke dalam tabung dan dijual kepada masyarakat luas, sehingga nantinya Desa Rajek akan memiliki BUMDes perusahaan gas yang dapat memberikan penghasilan bagi desa.

“Kalau gas ini bisa dikompres dan dijual ke masyarakat. Maka desa akan punya BUMDes perusahaan gas yang tentu memberi pemasukan. Jadi kalau ada jalan rusak tidak perlu minta sama Bu Bupati, langsung diselesaikan sendiri,” pungkasnya.

Sebanyak 22 KK warga di Desa Rajek Kecamatan Gondong Kabupaten Grobogan sudah sejak dua bulan lalu tidak lagi menggunakan gas elpiji untuk keperluan memasak. Mereka mengganti gas elpiji dengan gas rawa yang sudah ditemukan puluhan tahun lalu.

Imanah salah satu warga yang pengguna gas rawa mengaku selama puluhan tahun warga tidak memanfaatkan gas tersebut karena takut dengan resiko gas yang mudah terbakar. Namun setelah ada bantuan dari Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, gas rawa tersebut mulai disalurkan ke rumah-rumah warga.

“Sudah dua bulan tidak pakai gas elpiji. Lumayan bisa ngirit, kalau dulu beli gas elpiji tiga kilogram Rp 20 ribu sekarang tidak lagi bayar,” katanya kepada Ganjar saat meninjau penggunaan gas rawa oleh warga, Rabu (29/11).

Dia menambahkan kualitas gas rawa juga tidak jauh berbeda dengan gas elpiji. Warna api saat digunakan tetap biru, sehingga kualitas pembakarannya juga tidak kalah baiknya.

“Kalau dipakai memasak, matangnya juga sama cepat,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar mengatakan pemanfaatan gas rawa ini merupakan kali pertama, tidak hanya di Indonesia tapi bahkan di dunia. Pemanfaatan gas tersebut merupakan bukti kedaulatan energi di Jawa Tengah, khususnya di Desa Rajek yang sudah memanfaatkan gas tersebut. Meski saat ini baru dimanfaatkan oleh 22 KK, namun setelah dilakukan pengembangan dan dikelola dengan baik, setidaknya 100 KK akan dapat tersuplai oleh gas tersebut.

“Gas rawa ini kemungkinan teknologi ini baru pertama, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia. Potensinya sangat bagus, bisa sampai 100 tahun,” katanya.

Dia juga sudah memerintahkan Dinas ESDM terus melakukan pengkajian dan pengembangan terhadap gas rawa tersebut. Jika memungkinkan dan gas tersebut bisa saja dikompres ke dalam tabung dan dijual kepada masyarakat luas, sehingga nantinya Desa Rajek akan memiliki BUMDes perusahaan gas yang dapat memberikan penghasilan bagi desa.

“Kalau gas ini bisa dikompres dan dijual ke masyarakat. Maka desa akan punya BUMDes perusahaan gas yang tentu memberi pemasukan. Jadi kalau ada jalan rusak tidak perlu minta sama Bu Bupati, langsung diselesaikan sendiri,” pungkasnya.

Sebanyak 22 KK warga di Desa Rajek Kecamatan Gondong Kabupaten Grobogan sudah sejak dua bulan lalu tidak lagi menggunakan gas elpiji untuk keperluan m emasak. Mereka mengganti gas elpiji dengan gas rawa yang sudah ditemukan puluhan tahun lalu.

Imanah salah satu warga yang pengguna gas rawa mengaku selama puluhan tahun warga tidak memanfaatkan gas tersebut karena takut dengan resiko gas yang mudah terbakar. Namun setelah ada bantuan dari Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, gas rawa tersebut mulai disalurkan ke rumah-rumah warga.

“Sudah dua bulan tidak pakai gas elpiji. Lumayan bisa ngirit, kalau dulu beli gas elpiji tiga kilogram Rp 20 ribu sekarang tidak lagi bayar,” katanya kepada Ganjar saat meninjau penggunaan gas rawa oleh warga, Rabu (29/11).

Dia menambahkan kualitas gas rawa juga tidak jauh berbeda dengan gas elpiji. Warna api saat digunakan tetap biru, sehingga kualitas pembakarannya juga tidak kalah baiknya.

“Kalau dipakai memasak, matangnya juga sama cepat,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar mengatakan pemanfaatan gas rawa ini merupakan kali pertama, tidak hanya d i Indonesia tapi bahkan di dunia. Pemanfaatan gas tersebut merupakan bukti kedaulatan energi di Jawa Tengah, khususnya di Desa Rajek yang sudah memanfaatkan gas tersebut. Meski saat ini baru dimanfaatkan oleh 22 KK, namun setelah dilakukan pengembangan dan dikelola dengan baik, setidaknya 100 KK akan dapat tersuplai oleh gas tersebut.

“Gas rawa ini kemungkinan teknologi ini baru pertama, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia. Potensinya sangat bagus, bisa sampai 100 tahun,” katanya.

Dia juga sudah memerintahkan Dinas ESDM terus melakukan pengkajian dan pengembangan terhadap gas rawa tersebut. Jika memungkinkan dan gas tersebut bisa saja dikompres ke dalam tabung dan dijual kepada masyarakat luas, sehingga nantinya Desa Rajek akan memiliki BUMDes perusahaan gas yang dapat memberikan penghasilan bagi desa.

“Kalau gas ini bisa dikompres dan dijual ke masyarakat. Maka desa akan punya BUMDes perusahaan gas yang tentu memberi pemasukan. Jadi kalau ada jalan rus ak tidak perlu minta sama Bu Bupati, langsung diselesaikan sendiri,” pungkasnya.

Sebanyak 22 KK warga di Desa Rajek Kecamatan Gondong Kabupaten Grobogan sudah sejak dua bulan lalu tidak lagi menggunakan gas elpiji untuk keperluan memasak. Mereka mengganti gas elpiji dengan gas rawa yang sudah ditemukan puluhan tahun lalu.

Imanah salah satu warga yang pengguna gas rawa mengaku selama puluhan tahun warga tidak memanfaatkan gas tersebut karena takut dengan resiko gas yang mudah terbakar. Namun setelah ada bantuan dari Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, gas rawa tersebut mulai disalurkan ke rumah-rumah warga.

“Sudah dua bulan tidak pakai gas elpiji. Lumayan bisa ngirit, kalau dulu beli gas elpiji tiga kilogram Rp 20 ribu sekarang tidak lagi bayar,” katanya kepada Ganjar saat meninjau penggunaan gas rawa oleh warga, Rabu (29/11).

Dia menambahkan kualitas gas rawa juga tidak jauh berbeda dengan gas elpiji. Warna api saat digunakan tetap biru, s ehingga kualitas pembakarannya juga tidak kalah baiknya.

“Kalau dipakai memasak, matangnya juga sama cepat,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar mengatakan pemanfaatan gas rawa ini merupakan kali pertama, tidak hanya di Indonesia tapi bahkan di dunia. Pemanfaatan gas tersebut merupakan bukti kedaulatan energi di Jawa Tengah, khususnya di Desa Rajek yang sudah memanfaatkan gas tersebut. Meski saat ini baru dimanfaatkan oleh 22 KK, namun setelah dilakukan pengembangan dan dikelola dengan baik, setidaknya 100 KK akan dapat tersuplai oleh gas tersebut.

“Gas rawa ini kemungkinan teknologi ini baru pertama, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia. Potensinya sangat bagus, bisa sampai 100 tahun,” katanya.

Dia juga sudah memerintahkan Dinas ESDM terus melakukan pengkajian dan pengembangan terhadap gas rawa tersebut. Jika memungkinkan dan gas tersebut bisa saja dikompres ke dalam tabung dan dijual kepada masyarakat luas, sehingga nantinya Desa Rajek aka n memiliki BUMDes perusahaan gas yang dapat memberikan penghasilan bagi desa.

“Kalau gas ini bisa dikompres dan dijual ke masyarakat. Maka desa akan punya BUMDes perusahaan gas yang tentu memberi pemasukan. Jadi kalau ada jalan rusak tidak perlu minta sama Bu Bupati, langsung diselesaikan sendiri,” pungkasnya.

Sebanyak 22 KK warga di Desa Rajek Kecamatan Gondong Kabupaten Grobogan sudah sejak dua bulan lalu tidak lagi menggunakan gas elpiji untuk keperluan memasak. Mereka mengganti gas elpiji dengan gas rawa yang sudah ditemukan puluhan tahun lalu.

Imanah salah satu warga yang pengguna gas rawa mengaku selama puluhan tahun warga tidak memanfaatkan gas tersebut karena takut dengan resiko gas yang mudah terbakar. Namun setelah ada bantuan dari Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, gas rawa tersebut mulai disalurkan ke rumah-rumah warga.

“Sudah dua bulan tidak pakai gas elpiji. Lumayan bisa ngirit, kalau dulu beli gas elpiji tiga kilogram Rp 20 ribu sekarang tidak lagi bayar,” katanya kepada Ganjar saat meninjau penggunaan gas rawa oleh warga, Rabu (29/11).

Dia menambahkan kualitas gas rawa juga tidak jauh berbeda dengan gas elpiji. Warna api saat digunakan tetap biru, sehingga kualitas pembakarannya juga tidak kalah baiknya.

“Kalau dipakai memasak, matangnya juga sama cepat,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar mengatakan pemanfaatan gas rawa ini merupakan kali pertama, tidak hanya di Indonesia tapi bahkan di dunia. Pemanfaatan gas tersebut merupakan bukti kedaulatan energi di Jawa Tengah, khususnya di Desa Rajek yang sudah memanfaatkan gas tersebut. Meski saat ini baru dimanfaatkan oleh 22 KK, namun setelah dilakukan pengembangan dan dikelola dengan baik, setidaknya 100 KK akan dapat tersuplai oleh gas tersebut.

“Gas rawa ini kemungkinan teknologi ini baru pertama, tidak hanya di Indonesia tapi di dunia. Potensinya sangat bagus, bisa sampai 100 tahun,” katanya.

Dia juga s udah memerintahkan Dinas ESDM terus melakukan pengkajian dan pengembangan terhadap gas rawa tersebut. Jika memungkinkan dan gas tersebut bisa saja dikompres ke dalam tabung dan dijual kepada masyarakat luas, sehingga nantinya Desa Rajek akan memiliki BUMDes perusahaan gas yang dapat memberikan penghasilan bagi desa.

“Kalau gas ini bisa dikompres dan dijual ke masyarakat. Maka desa akan punya BUMDes perusahaan gas yang tentu memberi pemasukan. Jadi kalau ada jalan rusak tidak perlu minta sama Bu Bupati, langsung diselesaikan sendiri,” pungkasnya.

Joeycool/Journalist/BD
Editor : Joseph
Image : Pemprov

ganjar gas jateng Pertama rawa 2017-11-29 Agus

Related Articles

Suvenir Resmi Asian Games Segera Dijual

November 30, 2017

Investasi SDM Untuk Hadapi Tantangan 2018

November 30, 2017

Jumpa Wakil PM RRT, Presiden Jokowi Minta Akses Yang Lebih Besar Untuk Produk Indonesia

November 30, 2017

Sumber: Google News | Warta 24 Grobogan

Tidak ada komentar