Beri Reward Guru 3T - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Beri Reward Guru 3T

Beri Reward Guru 3T

Drs Widodo MPd. Foto: Kris/Sumatera Ekspres PALEMBANG â€" Banyak cara untuk menghormati jasa guru. Seperti yang dilakukan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumatera Selatan (Sumsel), Drs Widodo MPd. Dia m…

Beri Reward Guru 3T

Drs Widodo MPd. Foto: Kris/Sumatera Ekspres

PALEMBANG â€" Banyak cara untuk menghormati jasa guru. Seperti yang dilakukan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumatera Selatan (Sumsel), Drs Widodo MPd. Dia memasak nasi goreng untuk para guru.
Cara ini dilakukannya dalam peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2017 di SMAN Negeri 1 Palembang, Kamis (30/11) lalu. Tak hanya sekadar nasi goreng, Disdik Sumsel juga memberikan penghargaan bagi empat guru tidak tetap (GTT) atau honorer di daerah terluar, terpencil, dan terdepan (3T).
“Disdik dengan dukungan penuh Gubernur Sumsel bertugas melayani para guru. Salah satu simbolisnya, dengan hari ini memasak na si goreng dan memberikan bantuan transpor sebesar Rp2,5 juta bagi empat guru 3T,” ujar Widodo.
Selain itu, ada juga bantuan dari Bank Mandiri senilai Rp500 ribu per guru. Diakui Widodo, masih cukup banyak guru yang bertugas mengemban misi mulia mencerdaskan anak bangsa di garis terdepan. Seperti di daerah Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), Lahat, Musi Banyuasin (Muba), dan Musi Rawas Utara (Muratara). Menurut Widodo, guru yang dipilih untuk mendapatkan jamuan nasi goreng dalam peringatan HGN di SMAN 1 Palembang adalah para GTT yang minimal telah mengabdi minimal tujuh tahun.
“Dibanding guru SD, kondisi untuk guru SMA yang mengajar di daerah tersebut memang lebih mendingan. Kondisi sekolah dan lokasinya paling tidak di kecamatan. Namun keempat guru ini dipilih berdasarkan penilaian khusus dari tim kita di lapangan,” jelasnya
Sementara terhadap guru GTT di daerah 3T, Disdik Sumsel sudah berkomunikasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumsel. Akan d isiapkan kebijakan baru dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Termasuk mengupayakan supaya status mereka lebih formal.
“Tidak ada pengangkatan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai dengan peraturan. Mereka harus mengikuti tes. Tapi, kami selalu upayakan kesejahteraan para guru ini,” tutur Widodo.
Lanjut Widodo, pascaperalihan SMA/SMK ke Provinsi, dirinya bersama DPRD Sumsel tengah membahas rencana alokasi dana untuk guru honor SMA/SMK. “Saat ini kebijakan peningkatan kesejahteraan guru honor ini sudah dibahas dan kami berharap realisasinya bisa segera diwujudkan,” imbuhnya.
Per Oktober 2016, jumlah guru honorer 758 orang. Untuk guru terpencil sekarang sedang dalam pendataan. Kemungkinan besar jumlahnya akan terus bertambah dari data yang ada. “Saat ini di Sumsel kekurangan guru sekitar 1.300 orang untuk berbagai bidang studi jenjang SMA/SMK,” tandasnya.
Acara Kadisdik Sumsel memasak nasi goreng untuk para guru honorer dirasa menyentuh oleh para pen didik yang hadir. Mereka terharu, pengabdian mereka selama ini ternyata dihargai.
Novarena (28), guru honorer asal Kabupaten Lahat yang mendapatkan penghargaan mengaku sangat senang. Dia mengajar di SMK Negeri 3 Lahat dengan gaji yang sangat minim. Bayangkan, dengan jarak tempuh sekitar 10 kilometer dari rumah menuju ke sekolah, Novarena hanya digaji Rp300 ribu dan baru dibayar per tiga bulan.
“Saya sehari-hari mengajar mata pelajaran IPA dan alhamdulillah sudah terhitung tujuh tahun saya mengajar di SMK Negeri 3 Lahat itu,” ujarnya usai mendapatkan reward dari Kadisdik Sumsel.
Demi bisa memberikan ilmunya kepada para murid yang ia ajar, tiap hari Novarena harus merogoh kocek Rp20 ribu. Itu untuk ongkos ojek ke sekolah. “Ya, kalau dihitung memang minus,” ungkap guru kelahiran 2 November 1989 ini.
Ia berharap, pada saatnya perjuangan mencerdaskan anak bangsa itu bisa dihargai dan dia mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. “Saya berharap kalau ada pengang katan PNS, kami guru tidak tetap ini bisa mendapatkan prioritas untuk diangkat. Itu saja,” harapnya.
Di tempat yang sama, jajaran Bank Mandiri Region II Sumatera II ikut memeriahkan acara. Mereka memberikan edukasi cashless society kepada para guru yang hadir. Gerakan non-tunai itu wujud komitmen bank pelat merah tersebut menyasar pelajar. Hal ini disambut baik Disdik Sumsel dan pihak sekolah.(cj10/ce1)

Berita Lainnya!

Setahun, BEM KM Unsri Bina Desa ini 65 PNS Unsri Belajar Jurnalistik Perjuangkan Kesejahteraan Honorer Pelajar Dukung Guru Favorit Sumber: Google News | Warta 24 Lampung Tengah

Tidak ada komentar