Ketika Aroma Sakura Makin Menggoda di Selatan Jakarta
Wahyu Adityo Prodjo / KOMPAS.com Pengunjung berada di area Main Atrium AEON Mall BSD City, Banten, Jumat (18/3/2016).…
Wahyu Adityo Prodjo / KOMPAS.com Pengunjung berada di area Main Atrium AEON Mall BSD City, Banten, Jumat (18/3/2016).
JAKARTA, KompasProperti - Kawasan selatan Jakarta, khususnya BSD City, makin dilirik raksasa-raksasa Jepang.
Dalam catatan KompasProperti, setidaknya ada tiga perusahaan Negeri Sakura ini yang mengadu peruntungan di kota baru tersebut. Mereka adalah AEON Co Ltd, Tokyu Land, dan Mitsubishi Corporation.
Mengapa mereka pilih BSD City? Jawabannya seragam. Mereka mengatakan kawasan ini sangat strat egis, diapit oleh infrastruktur berbasis jalan, dan rel, serta dilengkapi berbagai macam fasilitas penunjang.
Baca juga : BSD City Masih Jadi Pilihan Utama Pencari Rumah
Sebut saja, fasilitas pendidikan, kesehatan, olahraga, komersial, pusat belanja, perkantoran, hingga digital hub.
BSD City dengan berbagai rencana pembangunan infrastrukturnya seperti Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, Jalan Tol Serpong-Balaraja, dan kereta Serpong-Bandara Internasional Soekarno-Hatta, senantiasa menjadi pilihan pertama para pencari rumah dari berbagai kawasan Jadebotabek.
Hilda B Alexander GM ASEAN Real Estate Development Department Mitsubishi Corporation Hidetoshi Suzuki ketiga dari kanan ditemani Vice Presiden PT BSD Diamond Development Denny Ponomban, keempat dari kanan, menyaksikan maket The Zora, di BSD City, Selasa (28/11/2017).Karena itu, meski ekonomi sedang mengalami perlambatan, ketiga perusahaan Jepang tersebut tetap percaya diri menanamkan investasi di BSD City.
"Bisnis properti bukan bicara tentang satu, dua, atau tiga tahun. Tapi ini lima hingga sepuluh tahun ke depan".
General Manager ASEAN Real Estate Development Department Mitsubishi Corporation Hidetoshi Suzuki membuka percakapan dengan KompasProperti, usai pembukaan galeri pemasaran The Zora, di BSD City, Selasa (28/11/2017).
Baca juga : Mitsubishi Garap Pasar Rumah Premium di BSD City
Hidetoshi percaya, Indonesia akan bangkit. Dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa, negeri ini merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara.
&q uot;Kebutuhan rumah akan selalu ada, dan terus meningkat dari tahun ke tahun," kata dia.
branzbsd BRANZ BSD Bahkan, Mitsubishi Corporation mengalokasikan 100 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 1,3 triliun untuk pengembangan bisnis properti di Indonesia.
Angka ini, aku Hidetoshi, merupakan proporsi 50 persen dari total investasi di Asia Tenggara. Jauh lebih besar ketimbang investasi properti mereka di Vietnam, Thailand, Myanmar atau Filipina.
Ceruk pasar yang dibidik Mitsubishi adalah kalangan atas Selatan jakarta dan BSD City yang tidak sensitif terhadap angka dan harga.
Jadi, kendati saat ini kelas atas masih melakukan aksi wait and see, namun perilaku belanja properti mereka akan berubah sekejap ketika ditawari produk yang berkualitas dengan harga tepat.
"Kelas atas di kawasan BS D City ini sangat banyak. Produk-produk Sinarmas Land yang diperuntukan bagi kelas atas, sangat laris. Demikian pula dengan Branz BSD yang kami kembangkan bersama Tokyu Land," tutur Mitsubishi Corporation Indonesia Representative Kenji Shimazaki.
Dok Unika Atmajaya/Facebook Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya meresmikan Kampus III di BSD City. Dibangun di lahan seluas 20 hektar. Kenji menambahkan, dengan membawa konsep baru serba Jepang baik dari segi desain, teknologi konstruksi, teknologi perangkat hunian pintar, maupun kualitas pengerjaan, kelas atas ini akan tertarik.
Mitsubishi menggandeng Sinarmas Land untuk merealisasikan strategi bisnis properti mereka di Indonesia. Dengan skema patungan modal (joint venture) senilai 260 juta dol lar AS, mereka membangun The Zora di atas lahan premium BSD City seluas 19 hektar.
Mereka akan membangun 1.000 unit rumah, apartemen, dan komersial dalam jangka waktu lima tahun.
Dari penawaran klaster perdana The Keia sebanyak 84 unit dengan harga serentang Rp 3,9 miliar hingga Rp 9,3 miliar, Mitsubishi memasang target penjualan Rp 400 miliar.
Selain Mitsubishi, raksasa Jepang lainnya yang cukup agresif adalah AEON Co Ltd. Mereka bahkan berani membangun pusat belanja Jepang di BSD City sekaligus yang pertama di Indonesia, AEON Mall.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO Pemain barongsai mengambil angpau yang disediakan pedagang di depan lapak mereka di Pasar Modern BSD City, Tangerang Selatan, Sabtu (6/2/2016). Barongsai yang berkeliling pasar untuk mengambil angpau tersebut merupakan tradisi menjelang perayaan Imlek.Mal ini dianggap sukses lantaran kinerjanya yang mampu mendatangkan jutaan pengunjung, meski baru dibuka dua tahun lalu.
Menurut Presiden Direktur PT Aeon Mall Indoneisa Mitsugu Tamai, tahun 2016 lalu, pengunjung AEON Mall yang datang sebanyak 12 juta orang.
"Kalau rata-rata per hari 20.000 orang, akhir minggu dua kali lipatnya, 40.000 orang," ujar menjawab Mitsugu.
Dia menambahkan, angka ini sesuai target bulanan AEON sebesar 1 juta orang per bulan. Demikian halnya dari segi peritel, target AEON pun tercapai bahkan sampai 110 persen.
Meski demikian, Mitsugu menolak menyampaikan nilai pendapatan AEON per bulan atau per tahun.
Aeon Mall BSD City beroperasi Mei 2015. Pusat belanja ini merupakan hasil kolaborasi strategis an tara AEON Co Ltd dan Sinarmas Land Group melalui PT AMSL Indonesia.
AEON Mall Jepang benamkan investasi 80 miliar yen membangun 20 pusat belanja AEON Mall di Indonesia.Di dalam pusat belanja dengan area sewa atau nett leasable area (NLA) 77.000 meter persegi dari total luas bangunan 170.000 meter persegi, terdapat 280 toko.Perusahaan Negeri Matahari Terbit lainnya yang mengadu peruntungan dan sukses mendulang penjualan di BSD City adalah Tokyu Land. Bersama Mitsubishi, mereka membangun Branz BSD City.
Sejak diluncurkan pada 2015 lalu, minat masyarakat terhadap produk tersebut cukup baik. Meskipun kondsi properti di Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir mengalami kelesuan.
Ada tiga menara mencakup 1.256 unit, yang dibangun dalam pembangunan tahap pertama ini. Namun dari jumlah tersebut, baru dua menara yang ditawarkan kepada masyarakat.
"500 unit telah terjual. Dan Tokyu Land mempertimbangkan untuk menjual menara ketiga dengan melihat tren perkembangan minat masyarakat," Direktur PT Tokyu Land Indonesia Tai Horikawa.
Ridwan Aji Pitoko/Kompas.com Branz BSD, BSD City, Tangerang.Horikawa menambahkan, sejak ditawarkan pertama kali hingga kini, telah terjadi peningkatan harga hingga 10 persen, yaitu dari Rp 2,1 miliar menjadi Rp 2,4 miliar.Horikawa pun optimistis pasar properti Indonesia akan kembali menggeliat. Karena itu, untuk menjaga kepercayaan pasar, pengembang asal Jepang itu berjanji akan menyelesaikan pembangunan tahap pertama tepat waktu.
Apartemen Branz BSD dibangun di atas lahan seluas 5,3 hektar. Sebanyak 3.000 unit dikemban gkan dalam tiga tahap dengan estimasi nilai proyek sekitar 50 miliar yen atau setara dengan Rp 5,4 triliun.
Tokyu Land mengusung konsep The Living Colours of Nature, mengutamakan keramahan lingkungan dan keamanan bagi penghuninya.
Serupa dengan Mitsubishi, Tokyu Land juga menerapkan teknologi Jepang yang disesuaikan dengan iklim dan alam Indonesia untuk membangun Branz BSD.
Produk Jepang lebih disukai
CEO Leads Property Indoensia Hendra Hartono mengatakan, rekam jejak pengembang Jepang yang sudah hadir selama lebih dari tiga dekade, memperkaya konstelasi bisnis properti di Indonesia.
www.shutterstock.com Ilustrasi.Mereka hadir dengan berbagai keunggulan, terutama kualitas yang membuat konsumen Indonesia menyukai produk Jepang ketimbang produk negara lainnya.Keunggulan Jepang tersebut, imb uh Hendra, ada pada kualitas bangunan, konsep, layanan purna jual, hingga sumber daya manusia yang mengelola proyek properti yang dikembangkan.
Bahkan Tokyu land menawarkan unit-unit apartemen Branz BSD yang kuncinya bisa dibuka dengan retina mata.
Selain teknologi mutakhir, pengembang-pengembang Jepang ini juga menawarkan kemudahan pembayaran. Cicilan puluhan kali tanpa bunga, atau uang muka yang bisa diangsur berkali-kali, juga tanpa bunga.
"Mereka memiliki budaya untuk membuat hal-hal detail (rinci) secara baik dan sempurna. Properti yang dibangun memiliki kemungkinkan besar terserap," kata Hendra.
Apalagi jika produk apartemen atau rumah ditujukan untuk para ekspatriat, pasti bakal terjual maksimal. Ini dimungkinkan karena para ekspatriat menyukai produk Jepang.
Tidak ada komentar