Pemkot Mataram Apresiasi Gerakan “Nteh Lalo Meken!” - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Pemkot Mataram Apresiasi Gerakan “Nteh Lalo Meken!”

Pemkot Mataram Apresiasi Gerakan “Nteh Lalo Meken!”

Sejumlah musisi tengah memainkan biola di tengah-tengah aktivitas jual beli di Pasar Dasan Agung dalam rangkaian acara Nteh Lalo Meken!, Minggu, 26 November 2017. (suara…

Pemkot Mataram Apresiasi Gerakan “Nteh Lalo Meken!”

Pemkot Mataram Apresiasi Gerakan “Nteh Lalo Meken!”Pemkot Mataram Apresiasi Gerakan “Nteh Lalo Meken!” Sejumlah musisi tengah memainkan biola di tengah-tengah aktivitas jual beli di Pasar Dasan Agung dalam rangkaian acara Nteh Lalo Meken!, Minggu, 26 November 2017. (suarantb.com/ist) Pemkot Mataram Apresiasi Gerakan “Nteh Lalo Meken!”

27 November 2017 10:16 SUARANTB.com

Mataram (suarantb.com) â€" Gerakan Nteh Lalo Meken! yang digagas sejumlah komunitas di Kota Mataram dan disponsori Yayasan Danamon Peduli mendapat apresiasi dari Pemerintah Kota... Pemkot Mata   ram Apresiasi Gerakan “Nteh Lalo Meken!”

Mataram (suarantb.com) â€" Gerakan Nteh Lalo Meken! yang digagas sejumlah komunitas di Kota Mataram dan disponsori Yayasan Danamon Peduli mendapat apresiasi dari Pemerintah Kota Mataram. Wakil Walikota Mataram, Mohan Roliskana didampingi Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Lalu Alwan Basri langsung hadir dalam pembukaan sekaligus penutupan acara yang bertempat di Pasar Dasan Agung, Minggu, 26 November 2017.

'); }());

“Ini ide yang bagus, kita sangat mengapresiasi, pemerintah mengapresiasi keinginan kerja sama yang dibangun oleh Yayasan Danamon Peduli dan teman-teman dari komunitas. Jadi keinginan-keinginan ini yang awalnya kami pesimis tapi setelah melihat antusias masyarakat, ada ketertarikan pemerintah. Nanti kita poles acara ini,” ucap Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Lalu Alwan Basri.

Wakil Walikota Mataram, Mohan Roliskana pun menjanjikan acara ini akan dijadikan agenda rutin yang digelar tiap tahun. Selain untuk memperkuat daya saing pasar tradisional, juga mengajak masyarakat untuk memelihara pasar tradisional di Kota Mataram.

“Jangan sampai pasar tradisional ini tergerus oleh retail modern. Nanti ini akan jadi genda rutin tiap tahun yang kita usahakan untuk memberikan motivasi, menyemangati kita semua lah. Agar masyarakat ingat tentang kewajiban kita untuk memelihara pasar tradisional yang kita miliki,” sahut Mohan.

Alwan juga menambahkan, Pemkot Mataram akan sangat terbuka jika masyarakat dan komunitas pemuda ingin menjadikan pasar sebagai ruang publik. Tempat menuangkan segala ide dan mengekspresikan diri. “Kita sambut dengan senang hati. Masalah izinnya gampang,” katanya.

Hari Minggu ini memang merupakan hari terakhir penyelenggaraan rangkaian acara gerakan Nteh Lalo Meken!. Bertempat di Pasar Dasan Agung, berbagai atraksi kesenian, seperti tari rudat, tarian kontemporer, pantomim, pembacaan puisi dan penampilan mus isi Ary Juliant meramaikan tiap pelosok pasar.

“Hari ini masih banyak yang tampil, ada Ary Julint and Folk, tari rudat, pembacaan puisi oleh Komunitas Akar Pohon, ada lomba mewarnai juga. Tadi juga ada sosialisasi pemanfaatan sampah plastik,” tutur Indra Saputra Lesmana, selaku manager acara tersebut.

Indra mengatakan, selain menampilkan berbagai atraksi seni gerakan ini memiliki tujuan utama agar masyarakat juga kembali berbelanja di pasar tradisional. Tidak hanya memadati pasar-pasar modern, sementara pasar tradisional yang menjadi ciri khas Indonesia justru terlupakan dan berguguran ditelan modernitas.

Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli, Restu Pratiwi selaku sponsor dari acara ini menjelaskan ada alasan tersendiri memilih pasar sebagai ‘panggung’ pentas seni. Ia mengaku ingin membuka pandangan masyarakat tentang esensi pasar tradisional. Dimana pasar bukan hanya tempat jual beli, namun juga bisa dijadikan ruang publik.

“Kita ingin membuka mata mas yarakat, bahwa pasar bisa dijadikan ruang publik, bisa jadi lokasi pameran. Bukan hanya mall yang bisa, pasar juga bisa jadi ruang publik. Jangan cuma mall aja yang punya kalender of event tiap bulannya, pasar juga bisa,” tuturnya.

Melalui gerakan yang mengajak sejumlah komunitas tersebut, Restu berharap selanjutnya jika sebuah komunitas hendak pentas bisa memilih lokasi di pasar. Bukan hanya memilih pusat perbelanjaan modern sebagai lokasi acara.

“Kalau buat acara nanti jangan di mall aja, cobalah di pasar. Pasar juga bisa jadi ruang publik,” imbuhnya.

Ditambahkannya, tahun ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan Festival Pasar Rakyat, yang merupakan program CSR Danamon. Dalam rangka menyukseskan program pemerintah, yaitu revitalisasi pasar. Agar tidak semakin banyak pasar tradisional yang tutup, akibat tergusur oleh dominasi pusat perbelanjaan modern. (ros/*)

BERITA TERKAIT :

  • Sekolah Sehari Penuh Dapat Menjenuhkan PelajarSekolah Sehari Penuh Dapat Menjenuhkan Pelajar
  • Wing Chun dan Upaya Menghapus Stigma “Kampung Ribut” Ka...Wing Chun dan Upaya Menghapus Stigma “Kampung Ribut” Ka...
  • TMMD Ke-99, Program Fisik dan Non Fisik RampungTMMD Ke-99, Program Fisik dan Non Fisik Rampung
  • Samakan Hadiah Turnamen Futsal PKS, Ini Alasan Bang ZulSamakan Hadiah Turnamen Futsal PKS, Ini Alasan Bang Zul
'); }());Sumber: Google News | Warta 24 Mataram

Tidak ada komentar