Penggerebekan Pabrik PCC di Solo, Wakil Ketua MPR RI Ingin ...
Penggerebekan Pabrik PCC di Solo, Wakil Ketua MPR RI Ingin Pejabat Terkait juga Turut Diperiksa Selain itu dirinya meminta kepolisian untuk menelusuri mengapa pabrik…
Penggerebekan Pabrik PCC di Solo, Wakil Ketua MPR RI Ingin Pejabat Terkait juga Turut Diperiksa
Selain itu dirinya meminta kepolisian untuk menelusuri mengapa pabrik besar tersebut bisa berada di tengah pemukiman.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin menganggap ditemukannya pabrik Paracetamol Caffein Carisoprodol (PCC) di Semarang dan Solo perlu ditindak tega s.
Selain itu dirinya meminta kepolisian untuk menelusuri mengapa pabrik besar tersebut bisa berada di tengah pemukiman.
"Saya kira kalau ada pelanggaran-pelanggaran yang dari regulasi yang telah ditentukan, ditindak tegas aja."
"Karena nanti kalau tidak tegas kita akan berdampak yang tidak baik,"ujarnya, Kamis (7/12/2017).
Baca: Perangi Pil PCC dan Narkoba, Indekos Hingga Rumah Kontrakan di Solo Bakal Didata Ulang
Dirinya juga meminta untuk menelusuri kenapa pabrik dengan produksi besar tersebut dapat beroperasi.
"Ditelusuri kenapa bisa terjadi apakah ada kong kali kong dengan pejabat yang berwenang itu diperiksa semua."
"Jadi yang begini-begini harus dituntaskan," katanya.
Sepertu diketahui, pabrik obat terlarang pil Paracetamol Caffein Carisoprodol (PCC) di Solo yang digerebek ternyata telah memproduksi 50 juta pil.
Pabrik itu di Jalan Setia Budi, Gilingan, Ban jarsari dengan produksi 20 ribu hingga 50 ribu butir per hari.
Sementara, pabrik di Semarang berada di Jalan Halmahera nomor 27 dengan produksi 9 juta butir PCC dan Dextro per hari.
Baca: Ini Alasan MPR RI Sosialisasikan 4 Pilar MPR RI Kepada Masyarakat Boyolali dan Sukoharjo
Mahyudin sendiri mengganggap bahwa hukuman mati perlu diberikan kepada para tersangka pengedar maupun pembuat narkoba.
"Saya berada di sisi hukuman mati bagi pengedar dan pembuat," ujarnya.(*)
Tidak ada komentar