Plak! Buwas Timpuk Pemilik Pabrik pakai Sebungkus Pil PCC - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Plak! Buwas Timpuk Pemilik Pabrik pakai Sebungkus Pil PCC

Plak! Buwas Timpuk Pemilik Pabrik pakai Sebungkus Pil PCC

Senin 04 Desember 2017, 13:59 WIB Plak! Buwas Timpuk Pemilik Pabrik pakai Sebungkus Pil PCC Angling Adhitya Purbaya - detikNews Komjen Buwas timpuk…

Plak! Buwas Timpuk Pemilik Pabrik pakai Sebungkus Pil PCC

Senin 04 Desember 2017, 13:59 WIB Plak! Buwas Timpuk Pemilik Pabrik pakai Sebungkus Pil PCC Angling Adhitya Purbaya - detikNews Plak! Buwas Timpuk Pemilik Pabrik pakai Sebungkus Pil PCCKomjen Buwas timpuk Joni pakai sekaplet pil PCC. Foto: Angling Adhitya Purbaya Semarang - Kepala BNN, Komjen Budi Waseso terlihat cukup geram ketika bertemu dua tersangka utama kasus pabrik PCC di Semarang. Saking gemasnya, Buwas sempat menghentakkan sekaplet PCC isi 10 butir ke jidat tersangka bernama Joni.
Buwas dan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono sempat menanyai dua pelaku utama Joni dan Ronggo sebelum jumpa pers dim ulai di lokasi Jalan Halmahera nomor 27 Semarang. Kapolda bertanya kepada Joni soal pengiriman barang, tapi Joni justru mengaku hanya mengirim untuk perorangan.
"Ini perorangan saja, Pak," kata Joni menjawab pertanyaan Kapolda, Senin (4/12/2017).
"Masa perorangan?" tanya Condro lagi.
"Ra usah mbujuki (nggak usah bohong). Ini jumlahnya besar, ngawur wae (ngawur saja)," imbuh Buwas sambil mengeplak satu kaplet PCC ke jidat Joni. Plak!

[Gambas:Video 20detik]


Buwas juga sempat menanyai apakah para pelaku pernah mengicip obat yang mereka buat. Joni mengaku pernah dan digunakan untuk mengobati pegal-pegal, sedangkan Ronggo belum pernah sama sekali.
"Pernah, Pak. Buat pegal-pegal," ujar Joni.
Dengan beberapa kali terungkap pabrik PCC dan peredarannya, Buwas sangat geram karena korban kebanyakan anak-anak. Dampaknya dari PCC pun mengerikan karena bisa membuat pemakainya seperti zombie dan membahayakan nyawa.
&quo t;Pengaruhnya seperti tembakau gorila, kalau berlebihan seperti flaka, buktinya mereka seprti zombie, loncat ke laut dan meninggal," tegas Buwas.
Dengan tegas Buwas juga menyebut dua pelaku ini biadab karena merusak generasi muda. Apalagi setelah tahu pelaku Ronggo merupakan jaringan yang berada di Tasikmalaya dan menikmati keuntungan dengan kerja santai.
"Dia ongkang-ongkang di Tasikmalaya. Dapat uang dari penderitaan korban yang masih anak-anak," ujarnya.
Untuk diketahui pabrik di Semarang bisa memproduksi 9 juta butir PCC dan Dextro setiap harinya. Dua pelaku utama tersebut mendapat keuntungan bersih Rp 2,7 miliar per bulan. Sedangkan 11 tersangka lain yang merupakan karyawan mendapat gaji Rp 5 juta sampai Rp 9 juta per bulan.
(alg/sip)Sumber: Google News | Warta 24 Halmahera Selatan

Tidak ada komentar