BMKG Minta Nelayan Malut tak melaut
Dibaca kali Oleh Aris Bagus Eko 11 Februari 2018, 09:39 WIBTernate - Badan Meteorologi, Kilimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate, Maluku Utara (Malut), meminta nelayan yang menggunakan kapa…
Dibaca kali
Oleh Aris Bagus Eko 11 Februari 2018, 09:39 WIB
Ternate - Badan Meteorologi, Kilimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate, Maluku Utara (Malut), meminta nelayan yang menggunakan kapal berukuran kecil untuk mewaspadai cuaca buruk yang terjadi di perairan pulau Halmahera dalam tiga hari terakhir.
Prakirawan cuaca BMKG Kota Ternate, Satria Kridha Nugraha di Ternate, mengimbau para nelayan dan kapal cepat berukuran kecil harus mewaspadai tingginya gelombang, terutama di perairan Ternate, Pulau Halmahera dan Kepulauan Sula dalam sepekan terakhir.
Ia mengatakan, tingginya gelombang tersebut diakibatkan oleh adanya angin kencang dari arah Timur Barat laut dengan kecepatan 40-50 km/jam dan diprediksi terjadi hingga tiga hari ke depan.
Selain itu, dirinya juga meminta agar jalur yang perlu d iwaspadai terdapat pada lintasan Ternate-Jailolo dan Halut-Pulau Morotai yang mencapai 3, meter.
Bahkan, jalur untuk Ternate-Bitung dan Ternate-Sanana Kabupaten Kepulauan Sula hingga saat ini terjadi cuaca ekstrim maka akan berpotensi terjadi gelombang tinggi.
Apalagi, untuk saat ini, yang perlu diwaspadai sesuai dengan yang disampaikan oleh BMKG untuk lintasan Ternate-Bitung, karena diketahui dalam beberapa hari ini, tinggi gelombang sangat mengganggu aktivitas berlayar dari Ternate tujuan Batang Dua maupun Batang Dua-Ternate.
Sebelumnya, sejumlah warga Ternate enggan untuk berlayar dari Ternate ke berbagai kabupaten lainnya di Malut, menyusul cuaca ekstrim disertai tingginya gelombang tinggi di sekitar laut Ternate dan Tidore Kepulauan.
Salah seorang warga Ternate, Rifaldi ketika dikonfirmasi mengakui membatalkan perjalanannya dari Ternate ke Sofifi karena cuaca yang tidak baik disertai angin kencang, sehingga dikhawatirkan terjadi musibah saat berlayar.
Angin kencang yang melanda Kota Ternate dan Tidore pada awal Februari lalu juga sempat merobohkan atap dermaga sepanjang 40 meter di Pelabuhan Rum, sehingga aktivitas pelayaran warga dialihkan ke Pelabuhan Feri Rum.
Ambruknya atap dermaga itu, mengakibatkan aktivitas warga sempat terhenti, karena satu-satunya aktivitas warga yang menggunakan jasa transportasi speedboat jurusan Tidore-Ternate PP tidak bisa digunakan.
Selain itu, angin kencang tersebut merobohkan tribun lapangan sepakbola Sango Ternate, akibatnya stadion tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk berbagai pertandingan yang digelar di daerah ini.
Sumber: Google News | Warta 24 Kepulauan Sula
Tidak ada komentar