Traveling Versi Auditor - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Traveling Versi Auditor

Traveling Versi Auditor

SPORTOURISM â€" Akhir tahun merupakan waktu yang tepat untuk melakukan traveling. Namun itu tidak berlaku bagi saya, dimana ketika semua orang merencanakan liburan, saya dan teman-teman dengan profesi…

Traveling Versi Auditor

SPORTOURISM â€" Akhir tahun merupakan waktu yang tepat untuk melakukan traveling. Namun itu tidak berlaku bagi saya, dimana ketika semua orang merencanakan liburan, saya dan teman-teman dengan profesi auditor lainnya tetap harus bekerja.

Bagi kami, traveling merupakan hal yang biasa dilakukan, tapi dengan tujuan perjalanan tugas. Oleh karena itu, saya biasanya memanfaatkan waktu, membagi antara bekerja dengan jalan-jalan, sehingga saya memiliki makna traveling versi saya sendiri.

Traveling kali ini, saya ke Kota Ternate tepatnya di Maluku Utara. Seperti yang saya sudah jelaskan sebelumnya, ini bukan sepenuhnya liburan, melainkan perjalanan tugas kantor, namun kali ini saya berencana lebih lama untuk berada di Kota Ternate, meniatkan diri untuk berlibur sehabis tugas kantor.

Penerbangan dari Jakarta ke Ternate membuat saya terlelap, sampai tiba saatnya pesawat akan mendarat dan saya pun terbang un, pemandangan pertama yang saya lihat adalah laut yang indah dan air yang bening dengan gunung dan bukit disekitarnya. Bandara Sultan Babullah terlihat berada tepat di pinggir laut.

Singkat cerita semenjak kedatangan saya, hari pertama sampai hari ke lima saya di Ternate dipenuhi dengan jadwal pekerjaan terlebih dahulu. Jadwal pekerjaan selesai dan liburan pun dimulai, ketika klien saya mengajak berkunjung ke Pulau Tidore untuk melihat Kesultanan.

Agar bisa sampai di Pulau Tidore kami harus menyebrang dengan boat lalu melanjutkan perjalanan darat sekitar 30 menit. Kesultanan beradadi atas bukit dan terlihat megah. Saya berkeliling untuk melihat ruangan dalam kesultanan. Kami tidak diperkenanan menggunakan alas kaki untuk masuk kedalam, dan kami harus menggunakan kain tenun.

Karena waktu sudah semakin sore, waktunya untuk kembali ke Ternate, namun driver yang menjemput kami mengajak terlebih dahulu ke atas bukit Tidore. Setelah selesai menikmati pemandangan di Bukit, kami pun turun untuk kembali ke pelabuan dan kembali ke Ternate.

Sesampainya di Ternate, saya diajak menikmati hidangan istimewa Ternate yaitu kepiting kenari. Kami dihidangkan kepiting kenari, dan rasanya luar biasa. Namun, sehabis menyantap makanan itu saya seperti merasa bersalah.

Karena saat saya berkesempatan searching mengenai habitat kepiting kenari, hewan ini merupakan salah satu satwa yang ternyata dilindungi keberadaannya yang sudah tergolong dalam satwa langka. Jadi, ini menjadi pengetahuan baru bagi saya, dan setidaknya bisa menjadi pengingat bagi orang-orang lain yang hendak berencana untuk menyantap kepiting kenari ini.

Selanjutnya saya diajak teman-teman dari senior saya untuk menikmati angin sore di pinggir pantai dekat Taman Nukila yang biasa di bilang Tapak. Sambil menikmati pemandangan laut, saya menikmati minuman khas Ternate yaitu air guraka (air jahe dengan potongan kacang kenari) ditambah dengan pisang goreng.

Suasana di tempat itu pun cukup ramai, karena disepanjang kawasan yang biasa disebut Tapak ini banyak penjual yang menyediakan tempat dan menyajikan minuman tersebut. Tak lupa dari Tapak kami melipir ke Swering untuk menikmati kuliner lainnya.

Traveling yang sesungguhnya dimulai

Pagi hari langit sangat indah. Sunrise di luar hotel tempat saya menginap melengkapi pemandangan yang sempurna. Laut dan gunung terlihat jelas karena posisi hotel berada di atas bukit. Jadwal saya hari ini adalah untuk menikmati pesona laut dan itu berarti kami akan menyelam.

Lokasi pertama yang menjadi tujuan snorkeling yaitu di Sulamadaha. Ini adalah lokasi yang wajib didatangi para pecinta bawah laut. Terumbu karang dan satwa laut yang beragam menghiasi dasar laut dan jika beruntung kita bisa melihat penyu.

Kegiatan explore pada laut Ternate tidak berhenti di Sulamadaha, jadwal saya terus berlanjut ke Tanjung Konde, untuk menjangkau lokasi harus menggunakan boat, karena Tanjung Konde berada di antara Ternate dan Tidore. Diperjalankan kami menuju pelabuhan sehabis dari Sulamadaha, saya berkesempatan untuk melipir terlebih dahulu untuk melihat Danau Tolire.

Warna pekat hijau lumut adalah ciri khas dari danau ini. Pemberhentian di Danau Tolire tidak memakan waktu banyak, karena boat yang menunggu kami di pelabuhan, membuat kami harus segera menuju kesana. Explore laut kali ini berbeda dengan yang saya lakukan di Sulamadaha.

Kali ini saya berkesempatan untuk melakukan scuba diving dengan peralatan yang lengkap. Semua alat-alat diving ini disiapkan kerabat saya yang ternyata adalah para dive master. Peralatan yang dibutuhkan semua dimasukkan kedalam kapal dan kami siap melakukan perjalanan menuju Tanjung Konde.

Alat-alat dipasangkan, dan saya diberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum menyelam. Setelah alat sudah terpasang dengan sempurna, akhirnya saya menyelam. Lagi-lagi saya terpukau kembali dengan pesona bawah laut yang sangat indah. Terumbu karang dan ikan-ikan dengan alam yang bersih dan tidak tercemar.

Tidak terasa matahari akan terbenam, menandakan kami harus segera kembali ke darat. Kegiatan di laut membuat saya dan teman-teman merasa lapar, sehingga kami memutuskan untuk bersantap bersama di malam terakhir sebelum kembali ke Jakarta. Menu kali ini adalah makanan khas Ternate yaitu papeda kuah kuning.

Papeda adalah sagu yang dimasak dengan air sehingga menjadi kenyal. Papeda didampingi dengan kuah kuning, disantap dengan ikan dan sambal ditambah dengan sayur bunga papaya. Semua sudah lengkap rasanya, 2 hari di Ternate cukup menghilangkan stress.

Namun teman sayamengingatkan satu hal, tidak lengkap rasanya berkunjung ke Ternate namun tidak mengunjungibenteng yang menjadi ikon yaitu Benteng Tolukko. Saya tidak mau melewatkan ini, danlangsung saja saya menyempatkan diri berkunjung ke Benteng Tolukko sebelum ke bandara.

Benteng Tolukko ini salah satu sejarah Kota Ternate yang dahulu dibangun oleh panglima tentara dari Portugis. Lokasinya sangat strategis. Dari atas benteng ini, saya bisa melihat jelas Gunung Gamalama dan juga lautan Ternate yang indah. Ini benar-benar akhir perjalanan saya yang ditutup dengan pemandangan yang tidak akan terlupakan dalam benak saya.

Penulis : Amenda Siregar

Facebook.com / Amenda Sarah Siregar

Twitter.com / @AmendaSarah

Instagram.com / Amenda Sarah Siregar

Sumber: Google News | Warta 24 Ternate

Tidak ada komentar