21 Titik di Magelang Terdampak Badai Cempaka
MAGELANG, KOMPAS.com - Sebanyak 21 titik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terjadi bencana alam sebagai dampak siklon tropis cempaka. Sebagian besar berada di wilayah pegunung…
MAGELANG, KOMPAS.com - Sebanyak 21 titik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terjadi bencana alam sebagai dampak siklon tropis cempaka. Sebagian besar berada di wilayah pegunungan.
Hal itu dikatakan Bupati Magelang, Zaenal Arifin, usai apel besar siaga bencana alam di lapangan drh Soerpardi, Kabupaten Magelang, Kamis (30/11/2017).
"Akibat badai cempaka itu, ada sekitar 21 titik di wilayah Kabupaten Magelang yang dilanda bencana. Walapun kecil tapi kita tetap harus bersiaga," kata Zaenal.
Sejauh ini, bencana yang terjadi berupa hujan angin dan tanah longsor. Kebanyakan melanda wilayah pegunungan Menoreh, meliputi Kecamatan Salaman dan Borobudur.
"Paling banyak memang di Menoreh karena kondisinya (tanah) cukup labil. Di bawah (tanah) batuan, sehingga mudah terjadi longsor. Tapi kami terus siaga memantau pergerakan," ungkapnya.
Salah satu langkah antisipatif, Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD), bersama Polri, TNI, puluhan komunitas relawan, dan stakholder lainnya menggelar apel siaga menghadapi potensi bencana di wilayah ini.
"Sebelum ada bencana harus ada siaga. Seluruh elemen masyarakat terlibat dalam tugas ini. Selain SDM juga menyiagakan peralatannya di dinas masing-masing," imbuh Zaenal.
Meski sudah ada puluhan titik bencana, Zaenal memastikan belum berpengaruh pada sektor pariwisata dan sektor lainnya. Pihaknya pun belum menaikkan status kebencanaan di wilayah Kabupaten Magelang sesuai rekomendasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Belum ada kenaikan status bencana. Sejauh ini BMKG belum memberikan rekomendasi. (Bencana) yang di Jogja sudah berangsur baik, badai bergerak keluar Pulau Jawa. Kita beharap keluar dari bumi Indonesia," tandasnya.
Kepala Pelaksanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edi Susanto, menambahkan hujan angin dan tanah longsor mendominasi bencana akibat badai Cempaka di wilayah ini.
Angin kencang terjadi di Desa Sukorini dan Desa Keji Kecamatan Muntilan; Desa Kalijoso Kecamatan Secang dan Kelurahan Mendut Kecamatan Mungkid. Akibatnya, sejumlah pohon tumbang hingga menutup akses jalan desa. Selain itu, pohon tumbang juga menimpa sebuah mushala dan rumah warga.
Sementara itu, Rabu (29/11/2017) sore, musibah tanah longsor terjadi di beberapa titik di lereng pegunungan Menoreh, meliputi Kecamatan Salaman, Kecamatan Borobudur dan di lereng Merapi Kecamatan Sawangan.
Kendati demikian, kata Edi, tidak ada warga yang mengungsi karena rumah-rumah yang terdampak tergolong sedang, seperti hanya mengenai dapur. Hal itu juga karena kesiapsiagaan petugas dan relawan di masing-masing daerah.
"Kami bergerak cepat, antisipasi, dan yang utama siap siaga, baik relawan maupun peralatan, kami on call. Setiap hari ada petugas piket dibagi dalam 3 shift. Tapi pasukan di luar itu siap," tegas Edi.
Tidak ada komentar