Atap Rutilahu Ambruk Diterpa Hujan - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Atap Rutilahu Ambruk Diterpa Hujan

Atap Rutilahu Ambruk Diterpa Hujan

Oleh: Ririn Nur Febriani 29 November, 2017 - 17:13 BANDUNG RAYA����������������������������������������������������������������������������������…

Atap Rutilahu Ambruk Diterpa Hujan

Oleh: Ririn Nur Febriani 29 November, 2017 - 17:13 BANDUNG RAYA Rumah Ambruk/DEDEN IMAN/PR NENG Sunengsih (36), menyelamatkan barang yang masih bisa di gunakan di kediamannya yang rusak akibat kondisi rumah yang sudah tidak mampu menahan derasnya air hujan di Kampung Bobojong, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi Rabu, 29 November 2017. Belum sempat diperbaiki, rumah tidak layak huni (rutilahu) ambruk akibat diguyur hujan terus menerus. Masyarakat yang tinggal dengan kondisi rumah kurang layak harus lebih waspada di waktu musim penghujan.*

CIMAHI, (PR).- Diterpa curah hujan tinggi, atap rumah tidak layak huni (rutilahu) milik Dani Sopian (42) dan Neng Sunengsih (36) ambruk di RT 7 RW 15 Kp. Bobojong Kel. Cipageran Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Pantauan di lapangan, bangunan berukuran 10x6 meter itu terlihat lapuk di bagian atap dan dinding. Kerusakan yang terjadi terutama bagian atap, hampir seluruhnya ambruk dan tinggal tersisa bagian depan dan tengah rumah.

Ditemui di lokasi, Neng Sunengsih mengatakan, robohnya atap berlangsung sejak Senin, 27 November 2017 malam. "Berjatuhan sedikit demi sedikit pas hujan semalaman itu. Pas Selasa (28 November 2017) ambruknya hampir semua bagian atapnya," ujarnya.

Saat kejadian, rumah tersebut dihuni 11 orang. "Untung kejadian siang jadi tidak kena sama penghuni rumah, apalagi saya banyak anaknya," ucapnya.

Neng mengatakan, rumah tersebut sudah muncul retak di bagian belakang. "Memang ingin diperbaiki, tapi belum ada tukangnya. Mau nunggu seminggu lagi, eh sudah roboh duluan," ungkapnya.

Diakui Neng, rumah tersebut merupakan peninggalan orangtuanya. "Rumah lama, tapi sudah pernah renovasi sebagian tahun 2004-2005," ucapnya.

Akibat kerusakan yang cukup parah, dirinya tak berani menempati rumah tersebut dan memilih mengungsi. Sejauh ini kerusakan rumah sudah disurvei oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi dan memberikan kit kebutuhan darurat.

Dia berharap Pemkot Cimahi memberi perhatian dan segera membantu perbaikan. "Ya harapannya segera dibantu untuk perbaikan. Mungkin dana sendiri ada, tapi enggak bakal cukup dari hasil kerja suami kuli bangunan," ujarnya.

Rusak 70 persen

Ketua RT 7, Hardian (40), mengatakan, kejadian yang menimpa rumah Dani-Neng berlangsung saat curah hujan terus berlangsung semalaman. "Mereka dat ang minta tolong rumahnya ambruk. Saya lapor ke RW dan diteruskan ke kelurahan, sudah ada datang dari BPBD," ujarnya.

Menurut dia, kondisi rumah yang lapuk tidak terlihat dari luar. "Mungkin bagian kayunya yang lapuk jadi enggak kelihatan rapuh dari luar. Ternyata memang butuh perbaikan segera," katanya.

Diakui di kawasan tersebut cukup banyak unit rutilahu. "Biasa tiap tahun juga pengajuan, jatahnya tiap tahun 1 unit. Dengan kondisi seperti itu mudah-mudahan bisa diprioritaskan," ungkapnya.

Kepala BPBD Kota Cimahi Dani Bastian mengatakan, prtugas langsung ke lapangan dan melakukan pengecekan. "Hasil assessment data kebencanaan, bagian atap dan dinding rumah rusak sekitar 70%, " ujarnya.

Kerusakan rumah yang dialami akibat diterpa hujan. "Dikarenakan intensitas hujan yang tinggi dan adanya pelapukan pada atap rumah tersebut. Kerugian ditaksir sekitar Rp 20 juta," ungkapnya.

Hasil assessment tersebut dite ruskan ke dinas terkait untuk penanganan selanjutnya. "Kami serahkan datanya untuk disinkronkan dengan dinas terkait. Untuk bantuan kedaruratan sudah diserahkan," katanya.

Tingkatkan kewaspadaan

Ditengah cuaca ekstrim dengan intensitas hujan meningkat dan angin kencang, pihaknya meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Terutama agar berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

"Waspada saat cuaca ekstrim kali ini hingga puncak musim hujan pada bulan Februari 2018. Badai siklon Cempaka muncul dari Sumatera, Jawa, hingga Kalimantan dan bisa juga dampaknya dirasakan di Cimahi. Masyarakat juga kami harap bisa menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan karena dapat memicu banjir jika saluran air tersendat sampah yang dibuang sembarangan," tuturnya.***

Bagaimana Pendapat Anda Tentang Artikel Ini ?
  • marah1
  • sedih1
  • senang0
  • terinspirasi0
  • tidak peduli0
Sumber: Google News | Warta 24 Cimahi

Tidak ada komentar