Pasar "Bambu" Papringan Kini Diburu Wisatawan - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Pasar "Bambu" Papringan Kini Diburu Wisatawan

Pasar "Bambu" Papringan Kini Diburu Wisatawan

KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan kini terletak Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jateng. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisa…

Pasar "Bambu" Papringan Kini Diburu Wisatawan

Pasar Papringan kini terletak Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jateng. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan kini terletak Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jateng. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.

SEMARANG, KOMPAS.com - Pasar Papringan atau pasar di tengah kebun bambu kembali kembali diburu wisatawan. Tak hanya warga dari Kabupaten Temanggung saja yang memburu, namun warga luar daerah sengaja datang melihat pasar unik itu.

Pasar Papringan kini terletak Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu , Kabupaten Temanggung. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.

KompasTravel ikut memburu pasar yang dibuka tiap dua minggu sekali itu pada pertengahan November 2017 ini. Perjalanan menggunakan bus dari Semarang ternyata hanya sampai di kantor balai desa setempat.

Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Mulai dari situ, perjalanan masih harus berjalan kaki sekitar 1 km atau menggunakan jasa ojek warga setempat. Jangan sungkan untuk berjalan kaki karena jalur menuju lokasi sudah baik di tengah hamparan sawah.

(Baca juga : 6 Hid angan Legendaris Solo di Pasar Gede)

Lokasi Pasar Papringan juga tidak jauh berbeda dengan yang dulu dibuka di Desa Caruban Kecamatan Kandangan. Lokasi baru ternyata lebih luas, dan lebih menampung lebih banyak kreativitas.

Tempat baca untuk anak-anak di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Tempat baca untuk anak-anak di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Pasar Papringan di lokasi baru tidak saja memperdagangkan kuliner, namun dilengkapi dengan ruang baca dan bermain bagi anak. Aneka makanan, minuman tempo dulu juga disediakan.

Sejumlah kerajinan dari bambu juga ada, baik untuk permainan anak-anak juga ada. Waha na mainan seperi egrang, ayunan, dan permainan lain disediakan. Setidaknya lokasi kuliner, jajanan itu dibagi-bagi dengan begitu apik.

(Baca juga : Dumbek, Makanan Tradisional Rembang yang Dibungkus Daun Lontar)

Sejumlah makanan masa lalu, atau bahkan yang mulai langka diperjualbelikan seperti Gono Jagung, kupat tahu, gudheg, gablog Pecel, pepes, sego gono. Sego kuning, gorengan, godoghan, susuk kedele, wedang tape, jajan Deso, dawet ayu, sop buah.

Makanan tradisional di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Makanan tradisional di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Ada juga Lento-lento kocomoto, ketan cambah corak, tiwul iris iwel-iwil, kemplang, ndas borok, langgeng, gemblung gurih, gemblong klomot, bajingan kimpul, bajingan singkong,
dawet anget, jenang, combro, srowol, jadah bakar, yangko, rondo kenul, sawut nanas, dan jenang lot.

Sejumlah makanan khas pedesaan disajikan, antara lain soto ayam kampung, lesah ayam, sego jagung kuning, rujak lutis Lotek, gule ayam kampung, sego abang, bubur kampung, gule ayam kampung, dan lontong mangut.

Masih banyak aneka makanan lain yang dapat dinikmati. Semua yang diperjualbelikan di pasar murni hasil kreasi warga sekitar.

Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah peloso k desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Namun sebelum makan, Anda harus menukar uang dengan uang koin dari bambu. Satu uang koin bambu setara dengan Rp 2.000. Uang bambu itu kemudian ditukar alat transaksi jual beli.

Founder Pasar Papringan, Singgih Susilo Kartono mengungkapkan Pasar Papringan sengaja ditaruh di desa, agar orang mulai kembali pada desa.

Lokasi berjualan pun didesain berada di bawah pohon bambu. Suasana rindangnya pohon bambu menyelimuti perjalanan siang itu.

Makanan tradisional di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Makanan tradisional di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan."Tempat ini dulunya bek as tempat sampah. Kami sulap dijadikan lahan berkaya kami," kata Singgih.

Dalam menyulap tempat sampah itu, Singgih bersama pemuda desa, Komunitas Mata Air membangun dengan amat kreatif. Tentunya penggunaan lokasi itu seizin pemerintah desa setempat.

"Kami juga lengkapi dengan aneka permainan anak, ada perpustakaan mata air, ada juga bilik menyusui," katanya.

Taman Baca di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Taman Baca di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.Lokasi Pasar Papringan sendiri didesain oleh seorang pria dari Thailand. Butuh waktu lama untuk menyelesaikan desain itu.

Di tengah pasar, ada la mbang angka 8. Lambang itu, sambung dia, diartikan lambang keberuntungan, karena jalur lintasan tidak pernah berhenti.

"Ide dari tempat sampah ini kami harap dapat menyebar ke tempat lain. Gagasan ini terlaksana berkat sinergi dan kolaborasi," tambahnya.

Permainan anak-anak di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Permainan anak-anak di Pasar Papringan, Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan. Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap d   iburu wisatawan.KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Meski di tengah pelosok desa, pasar itu tetap diburu wisatawan.

Berita Terkait

Menikmati Teh Tradisional Kemuning yang Tembus Pasar Mancanegara

Ke Malang Tempo Doeloe, Pengunjung Wajib Kenakan Pakaian Tradisional

Serunya Mahampar Wadai, Festival Kue Tradisional Kotawaringin

Terkini Lainnya

Pasar 'Bambu' Papringan Kini Diburu Wisatawan

Pasar "Bambu" Papringan Kini Diburu Wisatawan

Travel Story 01/12/2017, 10:06 WIB Menpar Prediksi Target Kunjungan Wisman Tahun 2017 Tidak Tercapai

Menpar Prediksi Target Kunjungan Wisman Tahun 2017 Tidak Tercapai

News 01/12/2017, 09:11 WIB Menikmati Pesona Natural Tasmania

Menikmati Pesona Natural Tasmania

Travel Story 01/12/2017, 08:01 WIB Kemenpar Ingin Promosikan Wisata Religi Makam Sunan Giri

Kemenpar Ingin Promosikan Wisata Religi Makam Sunan Giri

News 01/12/2017, 07:15 WIB 15 Desember, Air Timor Buka Rute Penerbangan Dili-Kupang

15 Desember, Air Timor Buka Rute Penerbangan Dili-Kupang

News 01/12/2017, 06:31 WIB Menpar: Bali Kehilangan Devisa hingga Rp 250 Miliar Per Hari

Menpar: Bali Kehilangan Devisa hingga Rp 250 Miliar Per Hari

News 30/11/2017, 22:04 WIB 3 Alasan Menpar Sebut Sail Sabang Event Terbesar di Indonesia

3 Alasan Menpar Sebut Sail Sabang Event Terbesar di Indonesia

News 30/11/2017, 21:09 WIB Pemandu Gunung di Indonesia Menuju Standar Internasional

Pemandu Gunung di Indonesia Menuju Standar Internasional

News 30/11/2017, 20:05 WIB Bandara Lombok Ditutup, 72 Penerbangan Dibatalkan

Bandara Lombok Ditutup, 72 Penerbangan Dibatalkan

News 30/11/2017, 19:08 WIB 10 Fakta di Balik Sosok Bondan Winarno

10 Fakta di Balik Sosok Bondan Winarno

News 30/11/2017, 18:09 WIB Pesona Danau Geneva yang Dibicarakan Menteri Susi

Pesona Danau Geneva yang Dibicarakan Menteri Susi

Travel Story 30/11/2017, 17:04 WIB Mencari Keris Madura, Datanglah ke Aeng Tong Tong...

Mencari Keris Madura, Datanglah ke Aeng Tong Tong...

Travel Story 30/11/2017, 16:10 WIB

Tak Cuma Kasino yang Ada di Las Vegas

Travel Story 30/11/2017, 15:01 WIB Banjir di Goa Jomblang Surut, Besok Wisata Dibuka Kembali

Banjir di Goa Jomblang Surut, Besok Wisata Dibuka Kembali

News 30/11/2017, 14:06 WIB Yogyakarta Cuaca Ekstrem, Wisatawan Diimbau untuk Berhati-hati

Yogyakarta Cuaca Ekstrem, Wisatawan Diimbau untuk Berhati-hati

News 30/11/2017, 13:06 WIB Load MoreSumber: Google News | Warta 24 Temanggung

Tidak ada komentar