Antam dapat porsi tambahan ekspor nikel
INVESTASI / EMITEN Antam dapat porsi tambahan ekspor nikel Kamis, 14 Desember 2017 / 21:21 WIB BERITA TERKAIT Antam anggarkan capex 2018 Rp 2,8 triliunSucofindo dan Antam jalin ke…
INVESTASI / EMITEN Antam dapat porsi tambahan ekspor nikel Kamis, 14 Desember 2017 / 21:21 WIB

Antam anggarkan capex 2018 Rp 2,8 triliun
Sucofindo dan Antam jalin kerjasama eksplorasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mendapat porsi tambahan ekspor nikel dari pemerintah. Sebab, emiten ini sedang membangun pabrik Feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Dimas Wikan Pramudhito, Direktur Keuangan ANTM menyatakan, ANTM memiliki kuota ekspor nikel sebesar 3,9 juta ton dari sebelumnya sebesar 2,7 juta ton. Hingga kuartal III, telah membukukan penjualan 2 juta ton. "Pertimbangannya basis pemberian kuota adalah adanya smelter yang beroperasi dan adanya pembangunan yang sedang berjalan," kata Dimas di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (14/12).
BACA JUGA :- Harga jual emas Antam melompat Rp 5.000
- 2018, emiten mematok capex konservatif
Lebih lanjut, dia menyatakan saat ini ANTM tengah membangun Pabrik Feronikel di Halmahera Timur. Pada tanggal 21 Desember 2016, ANTM dengan Konsorsium Wika dan Kawasaki Heavy Industries, Ltd. menandatangani perjanjian terkait dengan engineering, pengadaan dan pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur tahap I.
Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 13.500 ton/tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp 3,42 miliar. Perjanjian tersebut berlaku efektif mulai tanggal 31 Januari 2017. "Pembangunan pabrik feronikel ini sudah 25%. Sehingga saat mengajukan tamnbahan, maka diberikan izin," lanjutnya.
Lebih lanjut dia menyatakan, izin ekspor sebesar 2,7 juta ton sebelumnya itu akan berakhir pada M aret 2018. Sementara untuk ekspor komoditas lainnya, seperti bauksit misalnya, masih dengan kuota tetap sebesar 850.000 ton bauksit. "Kalau bauksit, masih tetap," imbuhnya.
Dimas menyatakan, peningkatan kuota ekspor tersebut akan membuat penjualan ANTM membaik. Pihaknya juga mencari pasar baru dan menurunkan biaya produksi. Selama ini, biaya produksi paling besar masih berada pada komponen energi.
"Nah ini jadi strategi Antam untuk menurunkan ongkos produksi, lalu kami harap ada perbaikan dari harga," ujarnya.
Menurutnya, untuk penyerapan komoditas tersebut di dalam negeri juga masih cukup baik. Antara lain seperti permintaan nikel untuk stainless steel proyek infrastruktur dan permintaan bahan baku baterai.
Reporter Dede Suprayitno Editor Wahyu Rahmawati
EMITEN
- Terpopuler< /li>
- Terkomentari
- Ini awal mula perseteruan Fahri Hamzah dengan PKS
- BEI gembok saham MNCN
- Dugaan transaksi ilegal, saham MNCN disuspensi
- Jaksa KPK mengaku menikmati kelakuan Novanto
- Indeks berpotensi menguat, ini saham pilihannya
- Bank Indonesia larang bitcoin mulai 2018
- PUPR minta publik untuk tak alergi reklamasi
- Aset Bos Pandawa disetor ke negara, nasabah riuh
- Haruskah ikut membeli bitcoin?
- Setnov terima US$ 7,3 juta dari proyek e-KTP
Tidak ada komentar