Fosil Purba di Banjarejo Grobogan Tersimpan Seadanya - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Fosil Purba di Banjarejo Grobogan Tersimpan Seadanya

Fosil Purba di Banjarejo Grobogan Tersimpan Seadanya

Minggu 03 Desember 2017, 08:54 WIB Fosil Purba di Banjarejo Grobogan Tersimpan Seadanya Akrom Hazami - detikNews Foto: Akrom Hazami/detikcom …

Fosil Purba di Banjarejo Grobogan Tersimpan Seadanya

Minggu 03 Desember 2017, 08:54 WIB Fosil Purba di Banjarejo Grobogan Tersimpan Seadanya Akrom Hazami - detikNews Fosil Purba di Banjarejo Grobogan Tersimpan SeadanyaFoto: Akrom Hazami/detikcom grobogan - Di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah banyak ditemukan fosil hewan purba. Namun berbagai penemuan fosil binatang purba itu penyimpanannya masih seadanya.
Pemerintah Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengeluhkan ihwal penyimpanan fosil berbagai binatang purba seperti gajah, rusa, banteng dan lain-lain.
Kepala Desa Banjarejo Ahmad Taufik mengungkapkan selama ini telah berupaya menjaga potongan fosi l dengan maksimal. Seperti melakukan penataan fosil di satu tempat khusus di bagian rumahnya, yang diberi nama Rumah Fosil.
"Kendala yang kita hadapi, karena ini murni swadaya tentu masih banyak kekurangannya. Misalnya dari penataan fosil yang masih belum rapi," kata Taufik.
Pengunjung di rumah fosil Pengunjung di rumah fosil Foto: Akrom Hazami/detikcom

Menurutnya, ruang Rumah Fosil sangat sempit yaitu sekitar 10 meter x 10 meter. Sementara itu penemuan fosil hampir terus meningkat pengumpulannya. Di tempat itu banyak fosil yang tidak muat disimpan. Tidak sedikit pula fosil yang dititipkan ke warga yang merupakan Komunitas Peduli Fosil.
Dengan tempat yang terbatas di Rumah Fosil, tidak sedikit fosil-fosil itu hanya diletakkan di lantai. Jelas hal itu membuat keamanan fosil jad i kurang. "Kadang fosil juga patah. Dipegang pengunjung terlalu kuat," ungkap dia.
Terkait masalah itu, pihaknya tidak tinggal diam. Taufik telah melaporkannya ke pemkab. Tindak lanjut telah diupayakan. Pemkab Grobogan sudah mengajukan permohonan pendirian museum kepada pemerintah pusat. Namun sejauh ini, pihaknya belum tahu kepastian museum akan terealisasi.
Pemerintah dan warga desa saat ini telah berupaya membuat museum lapangan di lokasi temuan. Tahun ini mulai digarap meski masih sederhana. Pembangunan museum lapangan alokasi dananya Rp 200 juta yang bersumber dari APBD Grobogan.
Selain itu, Pemkab Grobogan juga sudah mengalokasikan anggaran untuk ganti rugi lahan yang digunakan untuk museum lapangan. Nantinya, di lokasi penggalian akan dibuatkan semacam rumah-rumahan. Bahannya dari baja ringan dengan atap dari seng. Tinggi bangunan sekitar 4 meter.
Pemerintah desa selaku pengelola fosil juga telah melakukan pengidentifikasian terhadap penemuan fosil oleh warga.
"Yang sudah teridentifikasi sekitar 520. Sudah diregister ada 520. Kalau yang belum teridentifikasi 300 fragmen fosil," katanya.
Fosil tersebut merupakan binatang purbakala berupa binatang darat meliputi gajah stegodon, kerbau, banteng, rusa, badak, dan babi hutan. Kategori binatang rawa ada kuda nil, kura-kura, buaya muara, dan buaya sungai. Kategori fosil binatang laut seperti hiu, kerang, dan lainnya.
(bgs/bgs)Sumber: Google News | Warta 24 Grobogan

Tidak ada komentar