Jalur Udara Lombok Mulai Pulih - Warta 24 Maluku Utara
GRID_STYLE

Post/Page

Weather Location

{fbt_classic_header}
www.uhamka.ac.id/reg

Jalur Udara Lombok Mulai Pulih

Jalur Udara Lombok Mulai Pulih


PRAYA-Penerbangan di Lombok International Airport (LIA) berangsur pulih. Namun, belum semua penerbangan bisa melayani penumpang. Kemarin, Bandara Ngurah Rai di Denpasar sudah dibuka pada pukul 16.00 …

Jalur Udara Lombok Mulai Pulih


PRAYA-Penerbangan di Lombok International Airport (LIA) berangsur pulih. Namun, belum semua penerbangan bisa melayani penumpang. Kemarin, Bandara Ngurah Rai di Denpasar sudah dibuka pada pukul 16.00 Wita. Namun, penerbangan dari Lombok ke Ngurah Rai juga belum pulih.

Tercatat ada 104 penerbangan yang terjadwal di LIA kemarin. Sebanyak 11 penerbangan keberangkatan masih dibatalkan dengan tujuan paling banyak ke Denpasar. Tujuan lainnya ke Jakarta, Surabaya Sumbawa, dan Kualalumpur.

Sementara pada saat yang sama, sebanyak delapan penerbangan penerbangan kedatangan juga dibatalkan. Sebagian besar dari Denpasar. Sementara sisanya dari Surabaya dan Kualalumpur. Penerbangan yang masih dibatalkan tersebut dilayani Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air, Citilink dan AirAsia. (Selengkapnya lihat grafis).

Baca Juga :

  • Terkait Permasalah Parkir, Khalid Bungkam, Cukup Beraks i
  • Hati-hati dengan Obat Herbal
  • Gagal Ginjal Ancam “Kepala Empat”
  • Pariwisata Berpotensi Rugi Rp 9 T
  • Jalur Udara Lombok Mulai Pulih
  • Dewan Luluh di Depan Zaini
  • Alhamdulillah, Jelang Maulid Nabi Harga Sembako Masih Normal
  • UPTD Parkir “Dikangkangi” Jukir Nakal
  • 38 Penerbangan Masih Cancel
  • Jalur Laut Pilihan Terbaik

General Manager (GM) PT Angkasa Pura I LIA I Gustu Ngurah Ardita mengungkapkan, 11 penerbangan keberangkatan yang batal total mengangkut 562 orang. Sementara delapan penerbangan kedatangan menyangkut nasib perjalanan 397 penumpang.

Sementara itu, penerbangan dari dan tujuan LIA ke seluruh bandara di Indonesia, berjalan seperti biasa, sebelum bandara ditutup. Hanya saja, ada tujuh penerbangan keberangkatan dan delapan penerbangan kedatangan yang delay.

Penyebabnya kata Ardita, bukan karena faktor abu vulkanik Gunung Agung. Melainkan, cuaca dan faktor operasional. Delay pun terjadi berjam-jam. Namun, para penumpang memaklumi.

Sedangkan khusus untuk cancel flight, masing-masing maskapai telah mengeluarkan permakluman jauh-jauh hari kepada calon penumpang.

“Khususnya Garuda Indonesia dan AirAsia. Kalau maskapai yang lain, sewaktu-waktu memang menyesuikan saja,” kata General Manager (GM) PT Angkasa Pura I LIA I Gustu Ngurah Ardita.

Untuk Garuda Indonesia, terang Ardita untuk rute Jakarta-Lombok-Jakarta, kemarin menurunkan pesawat berbadan lebar jenis Airbus A330/300 yang mampu mengangkut 320 penumpang.

Penerbangan tujuan Jakarta dengan pesawat berbadan lebar ini diberangkatkan pukul 09.30 Wita dan pukul 21.30 Wita. Begitu pula sebaliknya, dari Jakarta. Langkah itu dilakukan, karena sejak penutupan Minggu (26/11) lalu, Garuda Indonesia memilih cancel flight.

Hasil koordinasi PT AP I dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) LIA-NTB, Volcanic Ash Advisori Center (VAAC) di Darwin Australia dan RGB citra satelit cuaca Himawari Jepang, jalur penerbangan di LIA dipastikan telah aman dari abu vulkanik Gunung Agung. Arah angin menuju selatan, dengan kecepatan 10-15 knot atau batas normal.

Kendati begitu, setiap enam jam sekali, evaluasi kondisi sebaran abu vulkanik tetap dilakukan. Mengingat hingga kemarin, Gunung Agung masih terus meletus tiada henti.

“Kalau arah anginnya ke timur, maka berbahaya buat LIA. Kalau arah barat, maka Denpasar,” ujar Ardita.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB HL Mohammad Faozal mengatakan, dampak penutupan bandara Lombok dan Denpasar membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya pusing. Karena, dua wilayah ini menjadi penyumbang terbesar kunjungan wisatawan asing di Indonesia.

Agar tidak menimbulkan trauma bagi para wisatawan, beber Faozal Disbudpar bersama Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB sepakat memberikan penginapan gratis bagi wisatawan asing untuk satu malam, di seluruh kabupaten/kota di NTB. Berikutnya, diberikan potongan 50 persen.

“Itu wajib dilaksanakan. Kalau tidak, saya akan cek hotel bersangkutan,” tegas Faozal, yang baru saja tiba di LIA dari Jakarta kemarin.

Ia pun memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Garuda Indonesia yang menurunkan pesawat berbadan lebar untuk mengangkut penumpang dari Jakarta. Dengan begitu, pelayanan kepada penumpang berjalan lancar. Semoga, harap Faozal maskapai lain melakukan hal yang sama. Sehingga, tidak terjadi penumpukan penumpang.

Arus Pengungsi

Sementara itu di Pelabuhan Lembar para pengungsi dari Bali terus berdatangan. Sudah tujuh kepala keluarga yang terdiri dari 27 jiwa melapor secara resmi. Namun, yang tidak melapor diperkirakan jumlahnya lebih dari dua ribu orang. Mereka hendak mengungsi ke rumah saudara masing-masing yang ada di wilayah Lombok Barat, Lombok Tengah, Ampenan hingga Sumbawa.

Seperti keluarga Wayan Madya, 37 tahun asal Desa Sebudi, Kecamatan Selat Du da Kabupaten Karangasem. Ia mengungsi bersama istri Kadek Ari dan dua anaknya Putu Gita dan Kadek Geysah. Selama di Lombok mereka berencana tinggal di ruamah saudaranya di Gerung Lombok Barat.

Hal yang sama juga dialami keluarga Zulkarnaen, 30 tahun yang datang bersama istrinya Siti Aisyah dan dua anaknya Khairul Fatah dan Khairul Anam. Warga Banggras, Karangasem itu akan mengungsi ke rumah keluarga di Desa Jelantik, Lombok Tengah.

Sementara keluarga I Gusti Sukadana, 33 tahun asal Karangasem hendak mengungsi ke rumah keluarga di Desa Kebayan, Sumbawa Besar. Ia hendak membawa istri dan anaknya ke rumah keluarga di Sumbawa. Meski harus menempuh perjalanan jauh, tapi mereka rela demi menyelamatkan anggota keluarga.

Dari semua pengungsi itu, dua orang dinyatakan mengalami sakit sesak napas yakni Siti Aisyah dan Khairul Fatah. Di Posko Dinas Sosial di Lembar, mereka diminta mengisi formulir pendataan sebagai bukti mereka datang sebagai pengungsi.

Kepala Dinas Sos ial NTB H Ahsanul Khalik menjelaskan, setelah pendataan, para pengungsi diberikan kartu sebagai tanda mereka adalah pengungsi. Baru setelah itu mereka pergi ke rumah keluarga masing-masing. Meski telah menyiapkan lokasi penampungan, tetapi pemerintah tidak bisa melarang mereka ke rumah keluarga.

”Pastinya dari kita tetap ada pemantauan dan pelayahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan anak-anaknya,” ujar Khalik.

Tapi hingga kemarin Tagana NTB belum memberikan bantuan secara khusus kepada mereka. Sebab hampir semuanya memilik keluarga, dan selama di sana tentu lebih baik. Walau demikian, untuk mempermudah pengawasan, petugas menyimpan nomor kontak mereka. Sehingga bila mereka membutuhkan bantuan pasti akan dibantu. Sementra ini keluarga mereka masih bisa memenuhi jadi tidak ada masalah, bantuan tidak mesti dari pemerintah, bisa dari keluarga, masyarakat dan kelompok masyarakat.

”Prinsipnya pemerintah Provinsi NTB juga siap di saat mereka membutuhkan bantuan,” katanya.

Gunung Agung Terus Erupsi

Sementara itu, aktivitas Gunung Agung terus menyeburkan awan panas. Pantauan Lombok Post dari KMP Legundi yang berlayar di sisi timur Gunung Agung kemarin pagi. Semburan abu vulkanik terlihat jelas di puncak Gunung Agung. Sesekali nampak cahaya kemerahan dari balik abu vulkanik yang menyembur dan dipastikan berasal dari aliran lava di dasar kawah.

Fenomena alam itu pun menjadi tontonan bagi para penumpang kapal. Mereka berhamburan keluar dan mengabadikan momen tersebut dengan kamera telepon genggam. Penumpang mendekatkan diri ke pembatas kapal, ada juga yang selfie. Mereka yang merasa takjub melihat pemandangan langka itu. Tapi tidak sedikit yang menjadi korban karena penerbangan mereka teganggu dengan erupsi Gunung Agung.

Seperti Aprilia Ade Jastira, gadis asal Sumbawa yang kerja di Lombok itu tidak ingin ketinggalan, sehingga mengabadikan momen tersebut dan foto bersama teman-temannya. Ia merasa beruntung bisa mendapatkan momen letusan. Sementara Galang, bocah SD yang ada di dalam kapal itu juga penasaran dan menyaksikan bersama rekan-rekannya dari atas kapal.

Tapi, dibalik itu, sebagian besar penumpang KMP Legundi merupakan warga yang batal berangkat ke Lombok menggunakan pesawat. Seperti Eko, salah seorang pegawai Universitas Mataram. Ia terpaksa naik KMP Legundi, karena pesawat yang akan dinaiki batal berangkat setelah LIA ditutup. ”Saya sudah masuk kerja tetapi sudah pemberitahuan ke kantor, sehingga dimaklumi,” katanya. (dss/ili/JPG)

Komentar

Komentar

Sumber: Google News | Warta 24 Sumbawa Barat

Tidak ada komentar