Proxy War Menyasar Anak-anak Muda
Depan >> Berita >> Riau >> Dinamika dan Romantika di Sempadan Negeri (4) Proxy War Menyasar Anak-anak Muda Kamis, 21 Desember 2017 - 10:55 WIB > Dibac…
Depan >> Berita >> Riau >> Dinamika dan Romantika di Sempadan Negeri (4) Proxy War Menyasar Anak-anak Muda Kamis, 21 Desember 2017 - 10:55 WIB > Dibaca 220 kali Print | Komentar AKBP La Ode Proyek - Kapolres Kepulauan Meranti Berita Terkait
"Proxy" War Jadi Salah Satu Penyebab Pembantaian Etnis Rohingya?
(RIAUPOS.CO) - Selain barang-barang biasa, narkoba juga menjadi komoditas di kawasan pesisir. Narkoba masuk di antara barang-barang lain dengan sistematis dan rapi. Ironisnya, sasarannya adalah anak-anak muda. Tak sedikit anak muda Kepulauan Meranti yang kini menjadi pecandu barang hara m itu. Mereka hampir tak punya masa depan. Proxy war (perang dengan melibatkan pihak ketiga) sedang terjadi, dengan sasaran awal anak-anak muda di pesisir.
Put (19) sudah kenal narkoba sejak putus sekolah. Kelas II SMP, dia berhenti sekolah. Pergaulannya pun jadi liar. Setahun lalu, dia mulai mengenal narkoba sejak memilih profesi menemani tamu di karaoke. Banyak yang mengajak. Salah satunya Ah (16). Ah bahkan selalu mengajak banyak rekan-rekannya di sekitar Selatpanjang untuk pesta barang haram itu. Ah adalah remaja lelaki yang gaul, suka pesta, anak orang kaya, salah satu pengusaha besar di Selatpanjang.
âÂÂKami selalu pakai beramai-ramai. Ya, untuk happy-happy saja,â ujar Put pekan lalu.
Keduanya kini ditangkap Resnarkoba Polres Kepulauan Meranti. Tapi Put bernyanyi. Menurutnya, ada juga aparat yang ikut dalam pesta ekstasi yang mereka lakukan. Sebab, kalau tidak, dia tak akan berani, termasuk Ah yang masih sangat muda. Beking dari aparat membuat mereka yakin akan aman dari tangkapan. Buktinya selama setahun, dia tak pernah tertangkap. Baru kali ini dia merasa terkena sial.
Hal senada diungkapkan Ken (28). Perempuan ini juga sejak muda sudah kenal narkoba, terutama jenis sabu. Bahkan dia sudah memakai barang haram itu sejak umur 16 tahun. Tiap hari dia mengkonsumsinya. Ada saja yang mengajak. Kalau tak ada, dia membeli dari seorang kurir di sebuah warnet di Selatpanjang. Kurir ini adalah seorang anak kecil. Tapi Ken mengaku tak kenal dengan sang kurir kecil.
Jika sedang banyak tamu dan banyak duit, Ken tak ragu beli sendiri. Dia beralasan, jika tak memakai, badannya akan cepat lelah. Apalagi, sebagai penerima panggilan VIP di karaoke, telepon berdering tak kenal waktu.
Ken mengaku terjerumus pada dunia dan barang haram ini karena keadaan. Ayahnya yang seorang aparatur sipil negara (ASN) di Meranti tak peduli lagi dengan keluarga. Dia terpaksa menghidupi adik-adiknya, juga sekarang anak-anaknya yang berjumlah empat orang. Anak -anak janda muda ini dititipkan di Pekanbaru pada keluarganya yang lain.
âÂÂSudah telanjur hancur semuanya. Biarlah,â ujar Ken dengan air mata berlinang.
Sama seperti Put, Ken juga menyebut sebenarnya ada aparat yang âÂÂmelindungiâ mereka saat memakai. Bahkan dia sangat hapal SMS yang diterima saat sebelum akan ditangkap.
âÂÂJangan tidur terlalu lelap. Banyak kepinding di dalam selimut. Digigit tak terasa.â SMS itu dikirim ke rekannya Put oleh seseorang yang diduga informan dari aparat. Ken pun melihat SMS itu.
Tapi akhirnya Put dan Ken ditangkap di hari yang berbeda. Selang sehari Put ditangkap pada 3 November 2017 lalu, Ken pun ditangkap.
âÂÂAda kibus di antara kami. Dia pacar aparat. Aku rasa dia yang mengkhianati. Buktinya dia tak ikut ditangkap,â ujar Ken.
Proxy War
Peredaran narkoba di kalangan anak muda dan remaja di Kepulauan Meranti memang sudah sangat mengkhawatirkan. Para korbannya justru generasi muda. Bukan sed ikit yang seperti Ken dan Put. Bahkan anak-anak yang bukan produk karaoke dan dunia malam pun sudah terlibat pada dunia ini. Makanya, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP La Ode Proyek menyebut ini bukan sekadar kriminal biasa. âÂÂIni masalah negara. Masalah besar. Porxy war. Ini perang candu modern,â ujar La Ode kepada Riau Pos, pekan lalu.
Dia mengingatkan bahwa pada masa lalu ada perang candu. Caranya dengan memasok opium ke sebuah negara dalam beberapa waktu. Setelah anak-anak muda di negara itu terlena dalam mabuk, maka barulah mereka diserang dengan kekuatan senjata. Menurutnya, hal itu sedang terjadi sekarang.
Para bandar dan jaringan narkoba juga memiliki segala cara untuk memasok barang haram itu. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang menggunakan senjata berat standar tentara di saat terdesak. Dia dan pasukannya pernah mengalami saat bertugas dan Halmahera Utara. âÂÂMudah-mudahan di sini tak terjadi seperti itu,â ujar La Ode.
Perihal anak buahnya y ang disebut-sebut ikut juga terlibat dalam peredaran gelap narkoba diakui oleh La Ode Proyek. Memang ada beberapa oknum anggotanya yang diduga ikut terlibat. La Ode yang baru tiga bulan berada di Polres Meranti menyebut, prioritas utamanya adalah membersihkan Polres Kepulauan Meranti dari dalam.
âÂÂAnak buah main-main, saya sikat. Tak ada ampun,â ujar pria dari Korps Brimob ini.
Sejauh ini, sudah empat anggotanya yang diusulkan pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) alias dipecat. Yang lain masih dalam proses. Semuanya terkait dengan kasus narkoba. Sebab jika sudah terlibat, maka akan muncul persoalan lain, misalnya menganiaya orang, lalu tak masuk-masuk kerja. Jika tak masuk kerja selama 30 hari berturut-turut, maka otomatis akan dilakukan PTDH.
âÂÂAkarnya narkoba. Maka kalau sudah terlibat, tak ada ampun lagi,â ujarnya.
La Ode menargetkan dapat menuntaskan berbagai kasus di internalnya dalam tiga bulan. Ini sudah memasuki bulan keempat dan tugasny a hampir tuntas dalam pembenahan internal. Bahkan dia selalu melakukan tes urine secara mendadak pada anggota saat apel pagi. Kalau anggota tak datang, yang bersangkutan akan dijemput ke rumah. Jika dalam tes ternyata positif, maka apelnya dipisahkan dari yang lain.
Ada 15 personel yang apel terpisah karena diduga ikut terlibat narkoba. Tapi kemudian beberapa di antaranya melarikan diri. Mereka yang kemudian tak masuk kerja ini tentu terancam dipecat. Hukuman lain pun telah menanti. Kalau dites lagi dan positif lagi, maka bisa dikenakan sanksi kode etik yang ancamannya bisa PTDH. Jika tak berulang, hanya kena hukuman disiplin. Kalau ikut mengedarkan atau menjadi kaki tangan bandar, maka bisa dipidana dan sanksinya penjara.
Anggota yang positif terlibat narkoba ini akan mengikuti apel secara terpisah untuk seterusnya. Sebab, tak mudah mengubah perilaku seseorang jika sudah terkena barang haram itu. Mereka pun hanya boleh bertugas di bidang logistik yang bukan senjata. Tak bol eh juga bertugas di bidang pelayanan.
âÂÂMereka tak boleh bersentuhan dengan masyarakat. Itu berbahaya,â ujarnya.
Selain hukuman kepada yang bersangkutan, La Ode juga memberikan hukuman disiplin kepada atasan langsung pemakai narkoba. Sebab, yang bersangkutan dinilai lalai dalam mengawasi anak buahnya. Tak tahu pergi ke mana, tak masuk, dan sebagainya. Hukumannya sering kali adalah mutasi atau pemberhentian dari jabatan.
âÂÂKini Satnarkoba saya ganti semua personelnya. Biar bersih semua personelnya. Harus orang baru,â ujarnya.
Dia menyoroti ada anggotanya yang sangat kaya dan tak sesuai dengan gaji dan profilnya. Diduga memang keterlibatan anggotanya ini dalam jaringan narkoba sangat intens. Yang bersangkutan bahkan sudah mulai diproses hukum. Akan tetapi muncul perlawanan dari yang bersangkutan. Perlawanan yang sangat keras dan diduga didanai para bandar. Inilah salah satu penyebab kenapa begitu sulit mengungkap jaringan narkoba di Meranti dan sekita rnya. âÂÂSaya maunya tangkapan yang besar. Bukan yang kecil-kecil. Tapi sepertinya susah. Jaringannya selalu terputus,â ujar La Ode.
La Ode menyebutkan, semua kisruh di internal ini bisa segera teratasi. Dengan demikian, jika polisi sudah bersih dari narkoba, penanganan narkoba di Kepulauan Meranti bisa lebih intensif tanpa hambatan internal. Pihaknya juga selalu berkomunikasi dengan Kapolda agar masalah ini bisa teratasi.
Darurat Narkoba
Hal senada diungkapkan Plh Kasat Narkoba Polres Kepulauan Meranti Iptu Dharmanto SH. Dia menyebut, terlalu banyak mata dan telinga yang mengetahui informasi polisi. Akibatnya, ketika pihaknya melakukan operasi penangkapan, yang lainnya sudah tiarap. Kurangnya peralatan dan anggota juga menjadi masalah klasik baginya.
Halaman Berikutnya : 1 2 Dapatkan WIDGET update berita GRATIS untuk website/blog anda KOMENTAR Berita Update PEKANBARU
Sambut Tahun Baru Tulip Hotel Taja Party Zaman Now Kamis, 21 Desember 2017 - 11:40 wib PEKANBARU
Swiss-Belinn SKA Rekat Kebersamaan Kamis, 21 Desember 2017 - 11:38 wib TV Garansi Lima Tahun
Poly tron, Satu-satunya TV yang Bergaransi Lima Tahun Kamis, 21 Desember 2017 - 11:36 wib Jakarta
Mitsubishi Targetkan 46 Persen Pangsa Pasar Kamis, 21 Desember 2017 - 11:34 wib Promo Akhir Tahun
Sari Residen Makin Mencuri Hati Dapatkan Promo Menarik Akhir Tahun Kamis, 21 Desember 2017 - 11:31 wib
Dikhawatirkan, Kriminalitas Jalanan Meningkat Kamis, 21 Desember 2017 - 11:28 wib Ekonomi Tahun Ini Tumbuh 5,05 Persen
lintas bisnis Kamis, 21 Desember 2017 - 11:25 wib Raih The Trusted Companies Award
Bank Riau Kepri Kembali Raih The Trusted Companies Award Kamis, 21 Desember 2017 - 11:23 wib Pajak
Shortfall Pajak Capai Rp130 Triliun Kamis, 21 Desember 2017 - 11:18 wib BAGANSIAPI-API
PKK Rohil Rencanakan Buka Posdaya Kamis, 21 Desember 2017 - 11:12 wib Cari Berita Riau Terbaru PKK Rohil Rencanakan Buka Posdaya
Kamis, 21 Desember 2017 - 11:12 WIB
10.000 Ekor Ikan Nila Dilepaskan ke Perairan UmumKamis, 21 Desember 2017 - 11:09 WIB
Ribuan Warga Hadiri Kenduri SekampungKamis, 21 Desember 2017 - 10:19 WIB
Bupati Lantik 20 Kepala DesaKamis, 21 Desember 2017 - 10:05 WIB
Riau Harus Punya Payung Hukum Atasi LGBTKamis, 21 Desember 2017 - 09:37 WIB
Riaupos TV Peletakan Batu Pertama Pembangunan SD Aulia Cendekia Bakti Sosial Layanan Kesehatan & Pasar Murah Swadaya Ummah Tanggapan Ketua RW 09 Banjir Kampar, Swadaya Ummah Menyalurkan Ba ntuan loading... Follow Us Follow @riaupos Populer hari ini Siap-siap... KPU Mulai Lakukan Verifikasi FaktualDibaca 3241 kali
Ini Dia, Yang Jadi Ketua DPR Pilihan Airlangga HartartoDibaca 3087 kali
Duh... Anak-anak Ubah Fitting Lampu Jadi Rokok ElektrikDibaca 1955 kali
Pemakaman Dirusak, Besi Dijual untuk NgelemDibaca 1925 kali
Pemerintah Patok Pertumbuhan Ekonomi 2018 5,4 PersenDibaca 1545 kali
Orang Tua Pergoki Anak Tidur Sama PacarDibaca 700 kali
Xiaomi Redmi 5A Hadir, Harganya Cuma Rp999.000Dibaca 378 kali
Kuota Penerimaan CPNS Tahun 2018 Bakal DitambahDibaca 361 kali
Ngeri, Pembunuhan di Kapal di Nias Tiga Orang TewasDibaca 340 kali
Ketika Tukang Tangkap Maling Diajak Naik Pesawat TempurDibaca 295 kali
© 2015 PT RIPOS MULTIMEDIA KORPORASINDO | Redaksional | Disclaimer & Copyright | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Hubungi Kami | Info Iklan
Sumber: Google News | Warta 24 Halmahera Utara
Tidak ada komentar