Desa Ende, Warisan Budaya Dunia di Kawasan Wisata Mandalika
lifestyle.okezone.com…
lifestyle.okezone.com
- Home
- Lifestyle
- Travel
MATARAM - Siapa yang tak kenal Pulau Lombok? Pulau ini memang dianugrahi sejuta keindahan alam. Tak heran jika Pulau Lombok kini mulai menjadi jujukan para turis, utamanya wisatawan mancanegara.
Salah satunya yakni Pantai Tanjung Aan dan Pantai Kuta, di Kawasan Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Laut biru yang jernih dan pasir putih mirip butiran merica, membuat siapapun yang menginjakkan k aki di pantai ini betah untuk berlama-lama.
BERITA TERKAIT +- SHARE LOC: 4 Destinasi Terbaik di Lombok selama Agustus
- Meriah! Karnaval Pesona Lombok Sumbawa Dibanjiri Ribuan Orang
- UNCOVER INDONESIA: Napak Tilas Sisa Kehidupan Kota Ampenan di Lombok
Tak heran, jika beberapa waktu lalu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan Pantai Tanjung Aan dan Pantai Kuta sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Namun, tak hanya pantai dan seisinya, ternyata di Lombok Tengah juga kaya akan tradisi adat istiadat. Salah satunya Desa Ende. Ende sebenarnya bukan nama sebuah desa, melainkan sebuah kampung yang dihuni oleh puluhan kepala keluarga susu sasak. Namun, warga setempat menyebut kampung tersebut sebagai Desa Wisata Ende
Desa Wisata Ende terletak di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Ada sekitar 38 rumah adat yang bisa menjadi jujukan para wisatawan. Jika Anda ke Kawasan Mandalika, tentunya akan me lintasi Desa Wisata Ende.
Menariknya, rumah adat ini bukan hanya rumah adat biasa. Seluruh bangunan terbuat dari kayu dan bambu. Untuk atapnya, menggunakan anyaman alang-alang. Menurut tur guide lokal, bangunan rumah adat tersebut bisa bertahan antara 80 hingga 100 tahun.
Lantai rumah adat di Desa Wisata Ende ini juga tak biasa. Masyarakat setempat menggunakan kotoran sapi atau kerbau yang dicampur tanah untuk dijadikan lantai rumah adat yang disebut Bale Tani ini.
"Lantainya ini berbahan campuran tanah liat dan kotoran sapi atau kerbau. Kotoran sapi ini fungsinya untuk merekatkan dan tidak bau bukan," tutur guide lokal bernama Husain yang memandu Okezone.
(Baca Juga: 3 Air Terjun Terindah di Lombok)
Setiap bulan, lanjut Husain, para pemilik rumah selalu memoles kembali lantai-lantai rumah mereka. Ya, tentunya menggunakan kotoran sapi. Hal itu guna menjaga agar lantai tetap utuh.
"Kalau tidak di poles, tanah liatnya akan terkikis. Dengan demikian menjadi rusak sehingga rumahnya penuh debu," terang pria yang mengaku lahir di desa wisata tersebut.
Sebelumnya 1 / 2 SelanjutnyaBerita Lainnya
-
Danau Tum utan Tujuh, Surganya Gunung Patah
-
Bertualang Tujuh Hari di Hutan Belantara Menuju Puncak Gunung Patah
-
Deretan Makam-Makam Keramat di Yogyakarta
-
Pesta Adat Bangka Nganggung Dulang Raksasa Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
-
Pesta Adat Bangka Nganggung Dulang Raksasa Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
-
Bangunan-Bangunan Terkenal di Dunia Ini Jadi Saksi Bisu Keajaiban Cinta
-
Mengenal Tari Katreji, Hasil Akulturasi Budaya Portugis di Tanah Maluku Utara
-
Fakta-Fakta Unik Tugu Yogya, Diantaranya Menyusut 10 Meter
Berita Terkait
Lombok- SHARE LOC: 3 Air Terjun Terindah di Lombok, Tiu Kelep Salah Satunya!
- Lupakan Pantai, Yuk Seru-Seruan Bersama Gajah di Taman Gajah Lombok
- UNCOVER INDONESIA: Satu Lagi Surga Tersembunyi di Lombok Bernama Pantai Semeti
- SHARE LOC: Indahnya Gulungan Ombak di Desert Point, Surganya Para Peselancar di Lombok
- UNCOVER INDONESIA: Persis Lukisan, Panorama Desa Sembalun Bikin Lupa Pulang
- Gili Kapal "Surga Tersembunyi" di Lombok
- Ajang Balap Sepeda "Tour de Lombok" Berhasil Angkat Citra Wisata NTB di Mata Dunia
- Akitivitas Seru Selama Menginap di Gili Sudak
- Gili Tangkong Jadi Spot Snorkeling Terbaik di Lombok
- Bak Punya Surga Pribadi ketika Berlibur di Gili Nanggu Lombok
Tidak ada komentar